MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS 1 SMU YP-UNILA MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
( Laporan Penelitian)
OLEH :
I Flora
2. Ari Nurweni
3. lnnavani
4. Imelda Susan
Dilaksanakan melalui biaya Proyek Peningkatan Penelitian
Pendidikan Tinggi (P4T)
.FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDID1KAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2003ABSTRAK
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
Siswa Kelas I SMU YP-UNILA melalui
Pendekatan Kontekstual
Oleh
Dra. Flora, M. Pd, Dra. Ari Nurwen, M.A.
Irmayani, S. Pd, Imelda Susan, S. Pd
Pemilihan teknik atau strategi mengajar sangat mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam belajar. Pendekatan kontekstual sebagai staretegi pengajaran., membantu guru
mengaitkan antara materi dan kegiatan di kelas dengan dunia nyata siswa. Dengan
demikian siswa akan merasa ada manfaat belajar di kelas. Selain itu, siswa juga akan
mempunyai waktu untuk mempraktekkan bahasa sasaran dan berfikir tentang apa
yang dipelajari sehingga kemampuan bahasa lnggrisnya dapat meningkat apabila
digunakan pendekatan kontekstual. Kemarnpuan bahasa inggris ialah kemampuan
dalam keempat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas I, semester I SMU YP-
UNILA . Penelitian dilakukan dalam 2 (dua ) siklus, dan masing-masing siklus terdiri
dari 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan interpretasi, 4) analisis dan
refleksi. Agar proses belajar-mengajar dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh. sekolah, maka penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 (dua)
bagian. Bagian pertama terdiri dari 2 (dua ) siklus yang memfokuskan kepada
keterampilan menyimak dan berbicara, dan bagian kedua juga terdiri dari 2 (dua)
siklus yang memfokuskan kepada keterampilan membaca dan menulis.Untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa dan keaktifannya, data
kuantitatifberupa nilai siswa untuk masing-masing keterampilan dianalisa. Dan untuk
mengetahui keaktifan siswa, data dari basil pengamatan TIM peneliti dan hasil
kuesioner dari siswa dianalisa. Sebagai data tambahan., TIM juga mengamati guru
dalam proses belajar-mengajar dengan mengisi lembar pengamatan yang berpedoman
kepada prinsip-prinsip pendekatan kontekstual.
Indikator keberhasilan tindakan adalah apabila 85% dari jumlah siswa mendapat nilai
minimum 6,5 untuk masing-masing keterampilan berbahasa dan minimum 95% dari
jumlah siswa aktif dalam proses belajar-mengajar.
Hasil penelitian pada siklus yang pertama untuk keterampilan menyimak belum
memenuhi target karena nilai siswa yang memperoleh 6,5 atau lebih masih 12 orang
(27%), nilai tertinggi =10 , dan nilai terendah = 2. Nilai rata-rata siswa = 5,25, dan
keaktifan siswa sudah 100%. Dan untuk keterampilan berbicara sudah tercapai karena
jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih = 38 orang (86%), nilai tertinggi =
10, nilai terendah = 5. Nilai rata-rata siswa = 7,2, dan keaktifan siswa sudah 100%.
Karena nilai siswa untuk keterampilan menyimak belum tercapai pada siklus yang
pertama, maka diadakan siklus yang kedua dengan menekankan pada kekurangan--
kekurangan pada siklus yang pertama. Hasilnya adalah jumlah siswa yang
memperoleh nilai 6,5 atau lebih =39 orang (87%), nilai tertinggi = 10, nilai terendah
= 3. Nilai rata-rata siswa =8,1, dan keaktifan siswa =
100%.
Pada siklus yang pertama bagian kedua, yang memfokuskan kepada keterampilan
membaca dan menulis, diperoleh hasil sebagai berikut; Untuk membaca, jumlah
siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih = 41 orang (93%), nilai tertinggi = 10,
dan nilai terendah =3. Nilai rata-rata siswa = 7,7 dan keaktifan siswa = 100%. Dan
untuk keterampilan menulis, jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih = 15•
orang (35%), nilai tertinggi = 8, dan nilai terendah = 1. Nilai rata-rata siswa = 5,7,
dan keaktifan siswa =100%.
Karena target untuk keterampilan menulis belum memenuhi target, maka diperlukan
siklus yang kedua. Tindakan difokuskan pada masalah-masalah yang dihadapi oleh
sebagian besar siswa. Hasilnya adalah jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau
lebih =39 orang (89%), nilai tertinggi 10, nilai terendah = 4. Nilai rata-rata siswa =
7,6, dan keaktifan siswa = 100%.
Basil penelitian tindakan kelas ini menyiratkan bahwa pendekatan kontekstual sangat
cocok untuk pembelajaran bahasa Inggris karena dapat meningkatkan kemampuan
atau kompetensi siswa dan suasana yang menyenangkan terjadi selama proses
belajar-mengajar. Dengan kata lain pendekatan ini sesuai dengan tuntutan kurikulum
berbasis kompetensi. Penelitian tindakan kelas perlu dilakukan oleh guru agar hasil
yang optimal dari proses belajar-mengajar dapat tercapai.ABSTRACT
increasing English Ability of the First Year students of
SMU YP-UN1LA through Contextual Teaching and
Learning (CTL)
By
Dra. Flora, M. Pd, Dra. Ari Nunveni, M.A
lrmayani, S. Pd, lmelda Susan, S. Pd
The choice of techniques or strategies in teaching will highly influence students'
succsess in learning. Contextual teaching and learning (CTL) as a strategy will help
teachers to relate subject matter content to students' real lives so that the students
know the benefits of learning in the class. CTL will give the students time to practice
the target language and to reflect themselves. In order words, the students will be able
to improve their ability or competence in English. English ability is the ability of the
four skills (Listening, Speaking, Reading and Writing).
This classroom action research was done in 2 (two) cycles for Listening and Speaking
and another 2 (two) cycles for Reading and Writing. Each cycle consists of 1)
Planning, 2) Action, 3) observation and interpretation, 4) Analysis and Reflection
which lasts about 5 (five) months. The subjects of this research is class 1.5 SMU YP –
UNILA.
In order to know the students' English ability the result of each test was analyzed.
The participation of the students during the teaching-learning process was gainedfrom the result of the observation and the resut of the questionnaire. Teacher's
performance as additional data was also analyzed based on the principles of CTL.
The indicator of the CAR's success is if at least 85% of the students get score 6,5
for each skill, and at least 95% of the students are active during the teaching-leaning
process.
The result shows that the average score of students' Listening ability is 5,25, the
highest score is 10 and the lowest score is 2. The number of students who get score
6,5 or higher than 6,5 is 12 students (27%) and the students who are active during
the teaching – learning is 44 students (100%). The average score of
students'Speaking ability is 7,2 , the highest score is 10 and the lowest is 5. The
number of student who get score 6,5 or higher than 6,5 is 38 students (86%). The
number of students who are active during the teaching-learning process is 44 students
(100%).
Since the target of Listening ability has not been achieved, the second cycle then was
conducted. In this cycle the teacher focused on the problems faced by students on the
first cycle. The result shows that the average score of the students' Listening ability
is 8,1, the highest score is 10, and the lowest score is 3 . The number of students
who get score 6,5 or higher than 6,5 is 39 students (87%) and the number of students
who are active during the teaching-learning process is 44 students (100%).
Another two cycles were focused on Reading and Writing ability. The result of the
first cycle shows that the average score of students' Reading ability is 7,7, the
highest score is 10 and the lowest score is 3. The number of the students who get
score 6,5 or higher than 6,5 is 41 students (93). The number of students who are
active during the teaching-learning process is 44 students (100%). The average score
of students' Writing ability is 5,7, the highest score is 8 and the lowest score is 1. The
number of students who get score 6,5 or higher than 6,5 is 15 students (35%) and thenumber of students who are active during the teaching-learning process is 44 students
(100%).
Based on the data above, the students' score of Listening has not fulfilled the target of
the classroom action yet. Therefore, another cycle was conducted. In this cycle the
action was focused on the problems faced by students at the fist cycle. The result
shows that the average score of students' Writing ability is 7,6 , the highest score is
10, and the lowest score is 4. The number of students who get score 6,5 or higher than
6,5 is 39 (89%) students and the number of students who are active is 44 students
(100%)
Based on the result, it can be concluded that students' English ability has improved.
This implies that Contextual Teaching and Learning (CTL) is appropriate in teaching
English. This CTL seems in line with Competence-Based Curriculum. The
classroom action research is deemed necessary for maximum result of teaching-
learning process.
Belum ada tanggapan untuk "Bahasa Inggris"
Posting Komentar