UPAYA PENURUNAN TINGKAT PERILAKU AGRESIF BERTENGKAR DI SEKOLAH MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA PESERTA DIDIK
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang negative dan suatu perusakan atau penyerangan, sehingga orang yang berperilaku agresif sering dianggap seseorang yang berbadan tinggi besar dan menakutkan karena dianggap mereka akan mengadakan penyerangan fisik. Penafsiran tersebut tidak semuanya salah namun tidak juga benar secara keseluruhan, ada sesuatu yang benar tapi ada juga kekeliruannya.
Perilaku agresif dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang bertujuan untukmelukai orang lain baik secara verbal maupun non verbal, secara fisik maupun psikis, langsung maupun tidak langsung (Anantasari, 2006;80)
Perilaku agresif merupakan perilaku atau sikap bermusuhan, mengancam perilaku atau tindakan. Agresifitas adalah sikap yang bermusuhan yang ada pada diri manusia. Agresifitas ini dapat dilihat dari bentuk menyerang dan menghancurkan atau merusak, tetapi juga dalam bentuk sikap bermusuhan terhadap sesame manusia (Kurt Singer, 1991;148) Berdasarkan pengertian perilaku agresif di atas maka penulis menarik kesimpulan perilaku agresif adalah tindakan atau perilaku seseorang untmelakukan penyerangan secara fisik dan psikis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ciri ciri perilaku Agresif
Berdasarkan pengamatan dan pandangan seseorang, perilaku agresif memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. cenderung untuk mengganggU
b. perilaku mengancam
c. menyerang dan menghancurkan atau merusak
d. sikap bermusuhan kepada sesame manusia.
Dari beberapa ciri perilaku agresif tersebut tidak mesti keseluruhan cirri akan tampak
untuk disebut perilaku agresif tetapi bisa satu atau lebih yang dimunculkan dalam
perilaku agresif.
Konseling Kelompok
1. Pengertian konseling kelompok
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terpadu dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan kegiatan pembelajaran baik kurikuler, ko kurikuler maupun ekstra kurikuler dengan tujuan yang satu yaitu mencapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Salah satu kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah pemberian layanan konseling kelompok, mengenai pengertian dan seluk beluk tentang konseling kelompok akan penulis paparkan di bawah ini.
Menurut Hallen (Halle) dalam bukunya disebutkan pengertian konseling kelompo sebagai berikut, Konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan da pengentasan permasalahan yang dialami melalui dinamika kelompok (Hallen . A. 82)
Menurut Prayitno, 2001:89 disebutkan bahwa layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok,masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dialami oleh masing masing anggota kelompok.
Menurut Latipun (2008:178) konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu,memberi umpan balik (feed back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip prinsip dinamika kelompok (group dynamic)
Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis mengambil garis besar bahwa konseling kelompok adalah suatu proses bantuan kepada sekelompok orang yang memeliki permasalahan hampir sama dengan menggunakan dinamika kelompok.
2. Teknik yang digunakan dalam konseling kelompok
Mengingat dalam konseling kelompok dituntut adanya peran serta atau dukungan darianggota kelompok agar tercapai tujuan atau memecahkan persoalan yang dihadapi bersama maka diperlukan adanya keterbukaan dan kesadaran dari tiap tiap individu untuk memberikan keterangan dan masukan secara jujur agar dapat diambil langkah langkah penyelesaian yang tepat dan bermakna. Adapun teknik yang digunakan dalam konseling kelompoko adalah sebagai berikut :
a. teknik umum
b. Permainankelompok
3. Tahap tahap dalam konseling kelompok
a. Tahap pembentukan
b. Tahap peralihan
c. Tahap pelaksanaan kegiatan
d. Tahap pengakhiran
Tujuan konseling kelompok
Menurut Corey dalam Latipun (2008:181) disebutkan tujuan konseling
kelompok sebagai berikut :
a. Belajar mempercayai diri dan orang lain
b. Mengembangkan pengetahuan dan perkembangan identitas yang baik.
c. Mengetahui kebiasaan, kebutuhan dan masalah partisipan.
d. Mengembangkan penerimaan diri, kepercayaan diri, harga diri untuk mencapai gambaran dirinya.
e. Menemukan alternative pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang tepat dan konflik yang dialaminya.
f. Untuk meningkatkan tujuan diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri dan orang lain.
g. Mengetahui satu pilihan dan bisa membuat keputusan yang bijaksana.
h. Membuat rencana khusus untuk mengganti perilaku tertentu dan berkomitmen untuk menjalankan rencana tersebut.
i. Belajar secara lebih efektif tentang ketrampilan bergaul.
2. Dinamika Kelompok dalam Konseling Kelompok
Dinamika kelompok merupakan motor penggerak dalam kegiatan konseling kelompok karena dengan dinamika kelompok inilah parapeserta konseling kelompok mendapat manfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihdapi.
Menurut Darwin Cartwright dalam Winkel (2004:599) ditunjukkan beberapa implikasi dari dinamika kelompok. Dinamika kelompok yaitu rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok, daya tarik kegiatan kelompok bagi masing masing anggota, relevansi dari sikap, pandangan dan perilaku yang akan diubah bagi semua anggota kelompok, penghargaan dari anggota yang satu terhadap yang lain,sehingga semua sumbangan pikiran dan perasaan diakui dan diterima. Kesempatan bersama mengenai tuntutan untuk merubah diri dan ke arah mana perubahan ini harus diusahakan.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang disampaikan didepan bahwa perilaku agresif
adalah sikap atau tindakan yang berusaha untuk menyakiti orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun penyebabnya adalah bisa berasal dari
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.Sedangkan Bimbingan dan Konseling adalah suatu bantuan psiko pendidikan dalam bingkai budaya, sehingga seseorang yang berperilaku agresif dapat kita kategorikan dalam perilaku menyimpang dari perilaku pada umumnya dan perlu mendapat bantuan. Mengingat dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian ini adalah para peserta didik kelas 8F maka setting penelitiannya adalah dalam lingkungan sekolah tanpa mengabaikan adanya pengaruh dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Peneliti sebagai salah satu guru BK di SMP Negeri 24 Surakarta memiliki kerangka pemikiran bahwa dengan layanan konseling kelompok yang diberikan oleh Guru BK di sekolah dapat menurunkan tingkat perilaku agresif pada peserta didik kelas 8F.
Dibawah ini peneliti berikan bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini :
BAGAN KERANGKA BERPIKIR
A. METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu pada semester gasal tahun Pelajaran 2010/2011 dengan alasan, ditahun ajaran baru biasanya belum banyak tugas dan ulangan dari mata pelajaran sehingga jika peneliti ingin meminta waktu jam pelajaran dari guru lain kurang begitu merugikan para peserta didik yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Untuk jadwal penelitian peneliti membagi dalam 4 tahapan, tahap pertama adalah persiapan penelitian dimulai pada bulan Mei 2010, tahap ke dua adalah pengumpulan data dan pembuatan proposal penelitian direncanakan pada bulan Juni 2010, tahap ke tiga adalah pembuatan instrument dan pelaksanaan tindakan direncanakan pada bulan Juli dan Agustus 2010, tahap ke empat adalah pembuatan laporan penelitian direncanakan pada bulan September 2010
Tempat penelitian
Tempat penelitian dipilihkan pada sekolah tempat peneliti bekerja yaitu di SMP Negeri 24 Surakarta, dengan alasan asas kemanfaatannya lebih tinggi,juga efisiensi waktu dan tenaga bagi peneliti dimana tidak harus bolak balik ke lain tempat karena setiap hari peneliti berada di lokasi penelitian,sehingga lebih memudahkan komunikasi dengan subyek penelitiannya.
Subyek Penelitian
Peneliti mengambil subyek penelitian pada peserta didik kelas 8F yang berjumlah 37 anak dengan jumlah laki laki 19 dan perempuan 18. Berdasar laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling pada tahun 2009/2010 menun jukkan bahwa kelas 8F paling banyak terjadi permasalahan baik dengan teman satu kelas maupun dengan teman lain kelas. Penyebab permasalahan kebanyakan karena kurangnya pengendalian diri, mudah emosi dan salah paham sehingga menimbulkan pertengkaran baik pertengkaran mulut sampai pertengkaran fisik. Untuk itulah dalam penelitian ini peneliti memilih mengambil kelas 8F sebagai subyek penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Dalam keperluan penelitian perlengkapan yang peneliti gunakan adalah :
1. Satuan layanan kegiatan konseling kelompok
2. Materi layanan konseling kelompok
3. Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan konseling kelompok
4. Lembar kerja peserta layanan
5. Lembar evaluasi kegiatan layanan
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
1. . Observasi Partisipasif
Yaitu pengamatan kepada suatu obyek dengan cara pengamat atau peneliti ikut berperan serta dalam kegiatan subyek penelitian atau obyek yang sedang diamati Menurut Sudarwan Danim dalam Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar: 2009:68) disebutkan bahwa Penelitian Tindakann Kelas berada di lapangan, peneliti atau kebanyakan berurusan dengan dengan fenomena atau gejala social. Fenomena itu perlu didekati oleh peneliti dengan terlibat langsung pada situasi riel, tidak cukup meminta bantuan orang atau sebatas mendengar penuturan secara jarak jauh atau menggunakan remot control.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrument yaitu pedoman wawancara. Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan wawancara kepada sebagian subyek penelitian yang mewakili untuk memperoleh data tentang sikap atau perilaku agresif peserta didik kelas 8F dengan kategori tinggi, sedang ataukah rendah, disamping keperluan tersebut juga dapat digunakan sebagai cross ceks atas data yang diberikan oleh subyek penelitian.
3. Studi dokumentasi
Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi referensi yang yang berhubungan dengan focus permasalahan penelitian. Dokumen dokumen yang dimaksud diantaranya adalah :
a. Buku pribadi peserta didik
b. Rekapitulasi absensi peserta didik
c. Laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling
d. Rekapitulasi permasalahan peserta didik
e. Laporan kegiatan konseling kelompok
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data (Analisis Proses dan Produk). Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Hasil analisis dan temuan hasil disajikan dalam tabel dan grafik yang dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan penelitian. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kuaitatif kegiatan analisis data dilakukan dalam tiga komponen berurutan yaitu : reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1984).
Ada beberapa model yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, diantaranya adalah :
a. Model John Elliot
b. Model Kurt Lewin
c. Model Kemnis dan MK. Taggart
d. Model Deve Ebburt
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Belum ada tanggapan untuk "PTK BIMBINGAN KONSELING"
Posting Komentar