BAB I
PENDAHULUAN
Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau
buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan
tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau
buruk sehingga dapat dilatar belakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.
Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat
dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik
atau buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan
pembahasan masalah adalah Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk
menurut pandangan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam ilmu akhlak kita berjumpa dengan istilah baik buruk, benar salah,
apakah kita pakai itu banar atau salah dan apakah kebiasaan-kebiasaan
yang kita perbuat untuk baik apa buruk.
A.Pengertian
1.Baik dan Buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khoir ( dalam bahasa
arab ) / good ( dalam bahasa Inggris ). Dikatakan bahwa yang disebut
baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dan kepuasan,
kesenangan, persesuaian, dan seterusnya. Pengertian baik menurut Ethik
adalah sesuatu yang berharga untuk tujuan. Sebaiknya yang tidak
berharga, tidak berguna untuk tujuan apabila yang merugikan, atau yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan adalah buruk dan yang disebut
baik dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkan memberikan perasaan
senang atau bahagia. Dan adapula yang berpendapat yang mengatakan bahwa
secara umum, bahwa yang disebut baik / kebaikan adalah sesuatu yang
diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Walaupun tujuan
orang atau golongan di dunia ini berbeda-beda, sesungguhnya pada
akhirnya semuaya mempunyai tujuan yang sama sebagai tujuan akhir
tiap-tiap sesuatu, bukan saja manusia akan tetapi binatang pun mempunyai
tujuan.
Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana disebutkan bahwa akan
mempermudah dalam mengetahui yang buruk dan diartikan dan diartikan
sesuatu yang tidak baik. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah
sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang tidak baik, dan tidak disukai
kehadirannya oleh manusia. Kebaikan yang berhubungan dengan tujuan ini
dapat kita bedakan dengan kebaikan sebagai tujuan sementara untuk
mencapai tujuan terakhir. Tujuan sementara mungkin hanya sekali bagi
seseorang atau sesuatu golongan. Dan tujuan sementara ini sebagai alat
atau jalan untuk mencapai tujuan akhir ini terdapat bermacam-macam dan
beraneka ragam.
Didalam akhlak Islamiyah, antara baik sebagai akhlak / cara / tujuan
sementara harus segaris atau sejalan dengan baik sebagai tujuan
sementara dan tujuan akhir berada dalam satu garis lurus yaitu
berdasarkan satu norma karena didalam akhlak Islamiyah ini disamping bai
itu harus benar. Missal untuk menjadi seorang pengusaha yang kaya. Ia
harus berusaha dengan jalan yang halal, tidak dengan menganiaya orang
lain, tidak dengan jalan korupsi,. Sebab didalam akhlak Islamiyah ada
garis yang jelas antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang boleh
dilampaui atau tidak, antara halal dan haram.
Berbeda dengan akhlak Machiavelli, yang dianut oleh komunis untuk
mencapai tujuan dapat dengan segala macam cara, seperti untuk mencapai
kemenangan kekuasaan memelaratkan rakyat agat bisa dikuasai dan untuk
mencapai kemenangan dengan membinasakan orang lain.
Jadi menurut akhlak Islam, perbuatan itu disamping baik juga harus belajar, yang benar juga harus baik.
2.Benar dan Salah
Pengertian menurut etika ( Ilmu akhlak ) ialah hal-hal yang sesuai
dengan peraturan-peraturan sebaliknya. Pengertian salah menurut etika
hal yang tidak sesuai dengan peraturean-peraturan yang berlaku.
Secara objektif “benar” adalah satu, tidak ada dua benar yang
berrtentangan. Kebenaran yang objektif yang merupakan kebenaran yang
pasti dan satu itu adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan
yang dibuat adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang
dibuat oleh Yang Maha Satu, Yang Maha Mengetahui akan segala sesuatu
yang Maha Benar.
Dan peraturan yang buat manusia yang bersifat relative itu adalah benar
apabila tidak bertentangan dengan peraturan yang objektif yang dibuat
oleh Yang Maha Satu Yang Maha Benar, yaitu peraturan yang bertentangan
dengan wahyu, karena kebenaran mutlak adalah kebenaran dari Yang Maha
Benar.
Artinya :
Kebenaran adalah Tuhanmu dan janganlah kalian termasuk orang yang ragu-ragu.
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia, akan dijamin kebenarannya
apabila peraturan-peraturan itu tidak bertentangan dengan peraturan yang
dibuat oleh Tuhan.
B.Peraturan Baik dan Buruk
Membicarakan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka penentuan dan
karakternya baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur melalui fitrah
manusia.
Menurut Poedja Wijatna berhubungan dengan perkembangan pemikiran manusia
dengan pandangan filsafat tentang manusia ( antropologi metafisika )
dan ini tergantung pula dari metafisika pada umumnya. Dan dapat
disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi
dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :
1.Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )
Menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan
dipegang teguh oleh masyarakat. Didalam masyarakat kita jumpai adat
istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum,
bercakap-cakap dansebagainya. Orang yang mengikuti cara-cara yang
demikian itulah yang dianggap orang yang baik, dan orang yang
menyalahinya adalah orang yang buruk. Setiap bangsa memiliki adat
istiadat tertentu. Apabila seorang dari mereka menyalahi adat istiadat
itu, sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya.
Pada masa sekarang, kirta dapat membenarkan adat istiadat semacam itu
dan bukan mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya,
maka tidak tepat dijadikan ukuran baik dan buruk bagi
perbuatan-perbuatan kita. Poedja Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat
pada hakikatnya produk budaya manusia yang sifatnya nisbi dan relative.
Keberadaan paham adat istiadat ini menunjukkan eksistensi dan pesan
moral dalam masyarakat. Berpegang adat istiadat itu, meskipun tidak
benar ada juga faedahnya, sebab ada juga orang-orang yang tidak mau
melanggar adat istiadat yang baik, dan banyak pula orang-orang yang
tidak mau mengikutinya adat istiadat dari lingkungannya.
2.Baik Buruk Menurut Aliran Hedoisme
Aliran Hedoisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena
berakar pada pemikiran filsafat Yunani. Menurut paham ini banyak yang
disebut perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan
kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak
mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan adapula
yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah
perbuatan yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang
mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih
sesuatu perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan
dan kepedihannya dan sesuatu itu baik apabila diri seseorang yang
melakukan perbuatan mengarah kepada tujuan.
a.Epicurus
Berpendapat bahwa kebahagiaan, kelezatan ialah tujuan manusia, tidak ada
kekuatan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali
penderitaan. Kelezatan akal dan rohani itu lebih penting dari kelezatan
badan. Epicurus pun berpendapat bahwa sebaik-baik kelezatan yang
dikehendaki ialah kelezatan “ketentraman aka”.
b.Golongan Epicurus
Berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak diukur dengan kelezatan
dan kepedihan yang terbatas waktunya saja, tetapi wajib bagi tiap-tiap
manusia melihat ke semua hidupnya.
Epicurus menyebutkan 3 macam kelezatan :
1.Kelezatan yang wajar dan diperlukan contoh makanan, minuman
2.kelezatan yang wajar tetapi belum diperlukan sekali. Missal kelezatan makan yang enak lebih daripada yang biasa
3.kelezatan yang tidak wajar dan tidak diperlukan. Missal kemegahan harta benda.
Aliran hedoisme dibagi 2 :
1.Egositic Hedoisme
Dinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang
yang berbuat. Karena dalam aliran ini mengharuskan kepada pengikutnya
agar menyerahkan segala perbuatan untuk menghasilkan kelezatan yang
sebesar-besarnya.
2.Universalistic Hedoisme
Menyatakan bahwa aliran ini mengharuskan agar manusia dalam hidupnya
mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesame manusia dan
bahkan pada sekalian makhluk yang berperasaan.
3.Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme ( Humanisme )
Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu
berbagai baim dan buruk dengan sekilas tanpa melihat buah / akibatnya.
Aliran Intuitionesme berpendirian bahwa setiap manusia mempunyai
kekuatan naluri batiniah yang dapat membedakan sesuatu itu baik atau
buruk dengan hanya selintas pandang. Jadi sumber pengetahuan tentang
suatu perbuatan mana yang baik atau mana yang buruk adalah kekuatan
naluri. Kekuatan Naluri atau batin ioni terkadang berbeda refleksinya
karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi dasarnya tetep sama dan
berakar pada tubuh manusia.
Kekuatan batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia,
tidak terambil dari keadaan dari luarnya. Menurut paham ini perbuatan
yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan
oleh hati nurani / kekuatan batin yang ada dalam durinya, dan sebaliknya
perbuatan buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan
batin dipandang buruk.
Penentuan baik buruk perbuatan melalui kata hati yang dibimbing oleh
ilham / intuisi ini hanyalah dianut dan dikembangkan oleh para pemikir
akhlak dari kalangan Islam. Falsafah akhlak mengatakan bahwa etika
adalah tidak emosionalistik tetapi etika adalah ilham-ilham intuisi,
menurut kekuatan itu tidak berupa emosi dan rasio akan tetapi kekuatan
itu mengintruksikan pada manusia agar melakukan berbagai kewajiban dalam
hidupnya dan kekuatan itu terletak dalam diri dan batin manusia. Paham
Intution telah dikecam yang berkata akan adanya Insting didalam manusia
yang dapat memperdayakan antara baik dan buruk, sebagaimana panca indra
yang dapat memperbedakan antara macam-macam warna dan suara bahwa
manusia itu berselisih dalam memberi hokum kepada hal-hal yang sudah
terang.
Dengan mengikuti uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa penentuan
baik buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan penentuan
baik dan buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan penentuan
baik dan buruk secara universal atau berlaku bagi masyarakat pada
umumnya. Hal ini dapat dipahami karena manusia betapapun memiliki tempat
tingga, kebangsaan, ras, agama dan lainnya berbeda.
4.Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Maksud dan paham ini adalah untuk sesame manusia / semua makhluk yang
memiliki perasaan. Dalam abad sekarang ini kemajuan dibidang teknik
cukup meningkat, dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya. Namun
demikian paham ini terkadang cenderung akstrem dan melihat kegunaan
hanya dari sudut pandang materialistic kegunaan dalam arti bermanfaat
yang tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang
bersifat rohani bisa diterima. Dan kegunaan bisa juga diterima jika yang
digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Nabi misalnya menilai bahwa orang yang baik adalah orang yang memberi
manfaat pada yang lainnya.
Ada beberapa kekurangan dalam peham ini yang bertentangan :
1.Paham yang memastikan untuk memberi hokum kepada perbuatan akan kebaikan dan keburukannya.
2.Kebahagiaan umum tidak menjadi ukuran yang tetap lagi terbatas,
sehingga untuk memberi hokum sebuah perbuatan akan baik dan buruknya
menjadi tempat perselisihan yang banyak.
3.Paham yang menjadikan manusia bersikap dingin pandangannya hanya
ditujukan kepada buah-buah perbuatan apa yang ada kelezatan dan
kepedihan.
4.Perkataan yang menyatakan bahwa tujuan hidup itu hanya mencapai
kelezatan dan menjauhi kepedihan adalah merendahkan kehormatan manusia
dan tidak pantas kecuali bagi jenis binatang.
5.Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme
Menurut pahamm ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam
hidup manusia. Paham ini pernah dipraktekkan pada penguasa di zaman
feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan dan
kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme,
kolonialisme, dictator dan tiranik. Perbuatan dan ketetapan yang
dikeluarkan menjadi pegangan bagi masyarakat, mengingat orang yang bodoh
dan lemah selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya. Dalam
masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan
sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham utalisme tidak akan
mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat
demokratis.
6.Baik Buruk Menurut Paham Religiosme
Menurut paham ini dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan
kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam paham ini keyakinan feologis, yakni
keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak
mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang
bersangkutan tidak beriman kepadanya. Menurut Poedjawitna aliran ini
dianggap paling baik dalam praktek, namun terdapat pula keberatan
terhadap aliran ini, yaitu karena ketidakumuman dari ukuran baik dan
buruk yang digunakannya. Diketahui bahwa didunia ini terdapat
bermacam-macam agama, dan masing-masing agama menentukan baik buruk
menurut ukurannya masing-masing. Agama Hindu, Budha, yahudi. Kristen,
dan Islam, misalnya masing-masing memiliki pandangan dan tolak ukur
tentang baik dan buruk yang satu dan lainnya berbeda-beda.
7.Baik Buruk Menurut Paham Evolusi ( Evolution )
Mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di ala ini
mengalami evolusi yaitu berkembang dari apa adanya menuju kepada
kesempurnaannya. Paham ini pertama muncul dibawah oleh seorang ahli
pengetahuan bernama “LAMARK”. Dia berpendapat bahwa jenis binatang itu
berubah satu sama lainnya. Pendapat ini bukan hanya berlaku pada
benda-benda yang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan.
Tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat dilihat / diraba oleh
indra, seperti akhlak dan moral.
Ada 2 faktor pergantian :
1.Lingkungan mengadakan penyesuaian dirinya menurut keadaan
2.Warisan bahwa sifat-sifat tetap pada pokok, sesuai dengan pertengahan
berpindah pada cabang-cabangnya. Paham ini disebut paham pertumbuhan dan
kepeningkatan ( Evolution ).
Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) salah seorang ahli filsafat Inggris yang
berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh
secara sederhana, kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi
sedikit berjalan kea rah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan.
Tampaknya bahwa Spencer menjadikan ukuran perbuatan manusia itu ialah
mengubah diri sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya.
Dalam sejarah paham evolusi, Darwin ( 1809 – 1882 ) ada;ah seorang ahli
pengetahuan yang paling banyak mengemukakan teorinya. Dia memberikan
penjelasan tentang pahamm ini dalam bukunya The Origin of species.
Dikatakan bahwa perkembangan ala mini didasari oleh ketentuan-ketentuan
berikut :
1.ketentuan alam ( selection ao nature )
2.perjuangan hidup ( straggle for life )
3.kekal bagi yang lebih pantas ( survival for the fit test )
Yang dimaksud dengan ketentuan alam adalah bahwa alam ini menyaring
segala yang maujud ( ada ). Berdasarkan ciri-ciri hukum alam yang terus
berkembang ini dipergunakan untuk menentukan baik dan buruk.
8.Baik Buruk Aliran Idealisme
Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya
tindakan-tindakan yang nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat
terealisasinya tindakan dari kemauan yang baik, maka kemauan yang perlu
dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakannya. Dijelaskan
pokok-pokok pandangan Immanual Kant :
1.Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) ialah kerohanian
2.Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yang melahirkan tindakan yang konkrit.
3.Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban.
Dalam etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan beberapa catatan :
1.Dasar etika Kant, ialah akal pikiran
2.Menurut Kant, yang terpenting ialah kemauan mencapai hakikat sesuatu.
3.Kant, mendasarkan “rasa kewajiban” untuk terwujudnya perbuatan banyak hal-hal yang meminta perhatian etika
9.Baik Buruk Aliran Tradisonal
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang
dianggap baik untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga,
dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir
dalam lingkungan bangsanya. Harus diakui, bahwa aliran ini banyak
mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah kurang memuaskan, karena tidak
umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-macam perbedaan adat /
kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan perbedaan antar
suku. Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :
1.Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2.Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3.Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya diwariskan secara turun temurun.
4.Perbuatan orang-orang terdahulu
10.Baik Buruk Aliran Naturalisme
Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran
ini adalah perbuatan yang sesuai dengan ftrah / naluri manusia itu
sendiri, baik mengenai fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran ini
berpendirian bahwa segala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu
tujuan tertentu. Dengan memenuhi panggilan nature setiap sesuatu akan
dapat sampai kepda kesempurnaan. Karena akal pikiran itulah yang menjadi
wasilah bagi manusia untuk mencapai tujuan kesempurnaan, maka manusia
harus melakukan kewajibannya dengan berpedoman kepada akal.
11.Baik Buruk Aliran Theologis
Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya
perbuatan manusia, adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan
itu diperintahkan / dilarang oleh-Nya. Dengan perkataan theologies saja
nampakanya masih samara karena didunia ini terdapat bermacam-macam
agama yang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri yang antara satu dengan
yang lain tidak sama. Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu ialah
dengan mengkaitkan etika, theologies ini dengan jelas kepada agama,
missal etika theologies menurut Kristen, ertika theologies menurut
Yahudi dan Theologis menurut Islam.
C.Sifat Dari Baik dan Buruk
Sifat dari baik dan buruk didasarkan pada pandangan filsafat yang sesuai
dengan sifat dari filsafat itu sendiri yaitu berubah relative nisbi dan
tidak universal. Sifat baik buruk yang dikemukakan berdasarkan
pandangan tersebut sifatnya subjektif, local dan temporal. Dan oleh
karenanya nilai baik buruk itu sifatnya relative.
D.Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT. Al Qur’an
yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadits Nabi Muhammad SAW.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada
petunjuk Al Qur’an dan Al Hadits. Jika tidak memperhatikan Al Qur’an dan
Al Hadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu pada yang baik
dan adapula yang mengacu pada yang buruk. Missal Alhasanah dikemukakan
oleh Al – Eqghib al asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Lawan dari
alhasanah adalah al sayyiah. Yang termasuk al hasanah missal keuntungan
kelapangan rezeki dan kemenangan. Misalnya kita jumpai pada ayat yang
Artinya : "Ajaran manusia menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik".
Adapun kata Al birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas /
memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Jika kata tersebut digunakan
untuk sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan
pahala yang besar, dan jika digunakan untuk manusia, maka yang dimaksud
adalah ketaatannya.
BAB III
KESIMPULAN / PENUTUP
Pengertian baik dan buruk
Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena
bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya
dan pengertian ini bersifat subjektif, karena bergantung pada individu
yang menilainya.
Beberapa aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :
1.Baik buruk melalui Aliran Adat Istiadat
2.Baik buruk melalui Aliran Hedoisme
3.Baik buruk melalui Aliran Intuisisme
4.Baik buruk melalui Aliran Utilitarianisme
5.Baik buruk melalui Aliran Vitalisme
6.Baik buruk melalui Aliran Religiosme
7.Baik buruk melalui Aliran Evolusi
8.Baik buruk melalui Aliran Idealisme
9.Baik buruk melalui Aliran Tradisional
10.baik buruk melalui Aliran naturalisme
11.Baik buruk melalui Aliran Theologis
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abiddin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT raja grafindo Persada Mustofa,
Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia Shaltat,
Mahmud. 1994. Aqidah dan Syari’at Islam. Jakarta : Bumi Aksara Al Baqir,
Muhammad. 1994. Membentuk Akhlak Mulia. Bandung. Karisma.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Baik dan Buruk"
Posting Komentar