BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang seringkali dinomorduakan baik dikalangan peserta didik, guru-guru, kepala sekolah, bahkan para pengambil kebijakan di negeri tercinta ini. Sebagai contoh, pada struktur kurikulum 2004 dan KTSP sejarah hanya diberi alokasi waktu 1 (satu) jam.pel./minggu, di bawah alokasi waktu untuk mata pelajaran Olahraga, Seni, dan Ketrampilan yang masing-masing mendapat alokasi waktu 2 (dua) jam.pel/minggu. Bahkan dalam kurikulum 2004 mata pelajaran sejarah pada program IPA ditiadakan. Sementara dikalangan peserta didik, berdasarkan hasil survei terhadap para siswa SMU Negeri di DKI Jakarta, pada umumnya mereka memandang pelajaran sejarah tidak lebih penting dari pelajaran-pelajaran IPA – Matematika.
Demikian juga halnya di sekolah tempat penulis bekerja. Di kelas XI IPA 1 misalnya, seringkali ketika penulis masuk untuk mengajar Sejarah, para siswa masih sibuk mengerjakan tugas/PR Biologi (MP jam ke 2–3). Memang pada umumnya para siswa terutama di bagian depan menghentikan pekerjaannya dan mempersiapkan buku-buku pelajaran sejarah, tetapi tidak sedikit terutama di bagian belakang yang secara diam-diam terus mengerjakan tugas/PR Biologi.
Keadaan demikian tentunya membuat penulis merasa prihatin, pertama sebagai guru Sejarah, mata pelajaran Sejarah dianggap tidak penting oleh para siswa. Kedua para siswa telah melakukan kebiasaan kurang baik yaitu mengerjakan tugas dengan meniru pekerjaan temannya pada waktu jam pelajaran lain.
Ada beberapa hal yang menyebabkan pelajaran sejarah kurang diminati. S. Hamid Hasan, guru besar pada jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung, menyatakan bahwa pengajaran sejarah adalah sesuatu yang membosankan karena penuh dengan angka tahun dan nama. Hal senada juga dikemukakan oleh Taufik Abdullah yang mengutif ejekan Tolstoy terhadap sejarah yang dianggapnya serba faktual.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab pelajaran sejarah kurang diminati peserta didik adalah karena cara penyajiaannya yang kurang tepat, yakni terlalu menekankan pada fakta yang penuh dengan angka tahun dan nama-nama tokoh. Materi pelajaran sejarah terasa kering dan tidak menyentuh alam pikiran para siswa, sehingga mereka tidak merasakan makna/nilai kegunaan sejarah baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Keadaan ini lebih diperburuk lagi oleh sistem evaluasi sejarah yang menuntut para siswa untuk menghapalkan angka-angka tahun, peristiwa dan nama-nama tokoh. Sungguh merupakan sesuatu yang sangat membebani dan membosankan.
Atas dasar fakta di atas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian untuk membangun kesan kearah yang positif pada mata pelajaran sejarah khususnya di kalangan peserta didik, mengingat fungsinya yang sangat strategis dalam membangun karakter bangsa dan kesadaran kebangsaan yang dirasakan mulai pudar dewasa ini. Adapun judul penelitiannya adalah UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKTUAL (CTL) DI KELAS XI IPA1 SMA NEGERI 2 PANDEGLANG.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Penggunaan strategi dan atau pendekatan pembelajaran ada kecenderungan mempengaruhi pandangan dan tanggapan peserta didik terhadap materi yang diajarkan;
2. Penggunaan metode pembelajaran yang mengefektifkan media dan bahan ajar ada kecenderungan mempengaruhi minat dan prestasi peserta didik;
3. Pandangan peserta didik yang benar terhadap mata pelajaran ada kecenderungan dapat meningkatkan minat dan prestasi peserta didik pada mata pelajaran tersebut;
4. Minat dan prestasi peserta didik yang baik khususnya pada mata pelajaran sejarah ada kecenderungan dapat membangun kesadaran sejarah yang pada akhirnya diharapkan dapat membangun karakter bangsa dan kesadaran kebangsaan.
Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus dan terarah dari berbagai masalah yang terdapat dalam identitas masalah, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
Subyek penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA-1 semester 1, SMA Negeri 2 Pandeglang tahun Pelajaran 2007/2008.
Obyek penelitian
a. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran kontekstual atau Contecstual Teaching and Learning (CTL), dengan metode yang variatif sesuai dengan karakter materi.
b. Parameter yang digunakan adalah sikap dan antuias peserta didik dalam memberi tanggapan materi, baik berupa pengamatan maupun skala sikap dan dapat dilengkapi dengan hasil tes sejarah dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pendekatan konvensional.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian baik pada latar belakang, identifikasi, maupun pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
5. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kontektual pada mata pelajaran sejarah?
6. Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran Kontektual dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah?
Tujuan Penelitian
Penelitian ditujukan untuk :
7. Mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran kontetual pada mata pelajaran sejarah dalam meningkatkan minat dan prestasi peserta didik.
8. Digunakan dalam menentukan bentuk pembelajaran yang tepat bagi tercapainya tujuan pembelajaran sejarah sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum.
9. Dijadikan bahan penyusunan karya tulis ilmiah dalam upaya peningkatan profesi tenaga kependidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Sumadi Suryabrata, menerangkan factor-faktor yang memperngaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yakni :
Faktor dalam yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis,
Faktor luar berupa lingkungan belajar yang meliputi lingkungan alam, kondisi fisik sekolah, dan lingkungan sosial.
1. Faktor Dalam
Faktor dalam adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang belajar, yang merupakan faktor penentu utama bagi keberhasilan proses pembelajaran. Faktor yang yang berasal dari dalam diri siswa itu meliputi :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan jasmani dapat melatarbelakangi aktivitas belajar. Kondisi fisik secara umum yakni panca indera khususnya penglihatan dan pendengaran memiliki peran yang sangat menentukan bagi keberhasilan proses pembelajaran.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran cukup banyak. Faktor-faktor itu mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam mendorong aktivitas belajar siswa. Adapun faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut :
1) Intelegensi
Intelegensi besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mengikuti program pendidikan. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih mampu belajar dibanding yang meiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah.
2) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang. Mempelajari sesuatu pada bidang yang sesuai dengan bakat seseorang memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha belajar.
3) Minat
Minat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seandainya seseorang tidak berminat untuk belajar sesuatu, maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik.
Sebaliknya kalau seseorang memiliki minat yang besar untuk mempelajari sesuatu maka besar kemungkinan proses belajarnya akan berhasil.
4) Motivasi
Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Prestasi belajar akan meningkat apabila motivasi belajarnya tinggi.
2. Faktor Luar
Faktor luar adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar berupa lingkungan belajar. Faktor luar sifatnya sebagai penunjang bagi proses belajar, tetapi walaupun bersifat penunjang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi keberhasilan pembelajaran. Lingkungan belajar baik lingkungan alam, fisik, maupun lingkungan sosial dapat memberikan andil yang cukup besar bagi keberhasilan proses pembelajaran. Demikian juga halnya dengan lingkungan fisik berupa sarana prasarana belajar yang lengkap akan memberikan pengaruh besar bagi keberhasilan pembelajaran.
Lingkungan sosial, baik lingkungan internal sekolah berupa hubungan timbal balik antar personal sekolah, maupun kondisi sosial masyarakat di lingkungan sekolah akan memberikan pengaruh yang sangat bersar bagi kelangsungan kegiatan pembelajaran.
Hakikat Pembelajaran Konstektual
Model Pembelajaran Konstektual (Contektual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual, yakni :
Konstruktivisme (constructivism)
Belajar adalah proses aktif mengontruksi pengetahuan dari abtraksi pengalaman alami maupun manusiawi yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilki.
Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.
Kegiatan belajar dikemas menjadi proses menkostruksi pengetahuan, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
Bertanya (questioning)
Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik.
Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar.
Menemukan (inquiry)
Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik simpulan.
Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya.
Masyarakat belajar (learning community)
Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif
Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi berkembang.
Permodelan (modeling)
Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain.
Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain.
Refleksi (reflection)
Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari.
Respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru.
Hasil konstruksi pengetahuan yang baru.
Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya.
Penilaian sebenarnya (authentic Assement)
Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
Berlangsung selama proses secara terintegrasi
Dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test)
Alternative bentuk: kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal
C. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kontekstual
Model Pembelajaran Konstektual mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran, yakni :
1. Prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA) yaitu suatu proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, peran guru sebagai motivator dan fasilitator yaitu mengatur dan mengorganisasikan lingkungan siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkannya untuk melakukan kegiatan belajar
2. Demokratic Teaching ialah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menunjang keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik. Dalam prakteknya para pendidik hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Para pendidik hendaknya menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan, dan sarat dengan perintah dan instruksi yang dapat mengakibatkan peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan, dan mengalami kelelahan.
3. Reaktif Teaching ialah model pembelajaran yang mensyaratkan guru bersikaf reaktif yakni cepat tanggap terhadap situasi pembelajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menjadikan peserta didik sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui atau dekat dengan pengalam peserta didik.
c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pembelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik.
d. Segera mengenali materi dan metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik bosan. Bila hal ini ditemukan segera menggulanginya.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Kontekstual.
1. Perencanaan
a. Identifikasi Peristiwa
Ciri khas dari model pembelajaran Kontekstual khususnya dalam pembelajaran sejarah adalah identifikasi peristiwa, yaitu mengidentifikasi peristiwa-peristiwa aktual yang memiliki relevansi dengan materi pembelajaran. Proses identifikasi bisa berupa hubungan sebab akibat antara materi sejarah dengan peristiwa aktual atau bisa juga didasarkan pada kesamaan ciri-ciri dan kesamaan istilah dari kedua peristiwa yang akan dikaitkan. Ada dua tujuan utama dari identifikasi peristiwa, pertama untuk menumbuhkan kepenasaranan pada diri peserta didik, dan kedua untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, yaitu bahwa perkembangan suatu bangsa/begara dewasa ini sangat ditentukan oleh perkembangan sejarahnya di masa lampau.
b. Menentukan dan Merumuskan Masalah
Permasalahan menjadi menjadi sangat penting dalam model pembelajaran ini, karena merupakan titik tolak dari kegiatan pembelajaran. Rumusan masalah harus bersifat faktual-problematik, maksudnya berdasarkan fakta yang ada dan dimaklumi oleh peserta didik kemudian munculkan problem (contoh-contoh rumusan masalah terlampir).
c. Merancang Media Pembelajaran/Bahan Ajar
Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Penggunaan media secara tepat dapat menimbulkan gairah/rangsangan belajar. Media pembelajaran juga digunakan untuk memperkuat daya ingat, mempermudah pemahaman, serta dapat membimbing peserta didik untuk berpikir kritis dan sistematis tentang materi pembelajaran (contoh-contoh bentuk media pembelajaran terlampir).
2. Kegiatan Pembelajaran
Relevansi
Relavansi adalah kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran yang merupakan upaya untuk menunjukkan kesesuaian dan atau keterkaitan antara materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik. Pengalaman itu bisa berupa pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat, kondisi bangsa/ negara tertentu, hubungan antar bangsa, atau peristiwa-peristiwa yang masih hangat dalam ingatan peserta didik. Kegiatan relevansi ini dilakukan atas dasar asumsi bahwa peserta didik cenderung akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang baru, bila dikaitkan dengan sesuatu yang telah diketahuinya.
Deskripsi singkat materi pelajaran
Deskripsi singkat materi pelajaran merupakan kegiatan inti pembelajaran berupa penjelasan guru tentang garis besar materi pembelajaran. Kegiatan ini bisa berupa penjelasan singkat mengenai materi pelajaran yang terdapat pada media pembelajaran, penjelasan konsep-konsep, dan pemberian contoh, atau bisa juga berupa penjelasan pengantar untuk masuk ke permasalahan yang merupakan kegiatan inti dari peserta didik.
Latihan/Pembahasan Masalah
Latihan dalam pembelajaran sejarah merupakan kegiatan peserta didik untuk melatih pamahaman dalam mengidentifikasi sebab akibat dari suatu peristiwa. Pada kegiatan ini peserta didik melakukan analisa buku sumber dan diskusi dalam kelompok kecil yang kemudian dilanjutkan dalam diskusi kelas untuk membahas soal atau permasalahan. Agar kegiatan ini berhasil lebih optimal maka peserta didik harus diberi kebebasan untuk menentukan buku pegangannya. Cara demikian memungkinkan seorang peserta didik bisa memiliki buku sumber lebih dari satu. Keanekaragaman buku sumber di dalam kelas memungkinkan munculnya permasalahan-permasalahan baru, yang dapat wawasan dan pengetahuan sejarahnya.
Penguatan Pembelajaran
Penguatan pembelajaran yang dimaksudkan di sini adalah upaya untuk memberikan penguatan kepada peserta didik sehingga daya ingatnya terhadap materi pembelajaran relatif permanen. Kegiatan ini merupakan kegiatan penutup dalam pembelajaran baik berupa kegiatan menyimpulkan dan atau tes formatif.
3. Penilaian
Penilaian sangat penting dilakukan dalam pembelajaran karena kegiatan penilaian disamping berguna untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, juga sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar peserta didik. Agar penilaian itu memenuhi asas keadilan maka penilaian harus dilakukan antara lain penilaian proses dengan lembar pengamatan, penilaian kinerja, dan penilaian hasil belajar berupa ulangan harian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian dilakukan selama 6 minggu yang terbagi dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali tatap muka.
Siklus pertama dari minggu ketiga bulan September sampai minggu pertama bulan Oktober 2007, kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua dari minggu pertama sampai minggu ketiga bulan Nopember 2007.
Rincian Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Persiapan Penelitian melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama : Menghubungi kepala SMA Negeri 2 Pandeglang untuk menyampaikan rencana penelitian. Secara lisan Kepala Sekolah memberi izin dan mendukung penulis untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Kedua : Menentukan kelas yang menjadi subjek penelitian. Pada langkah ini penulis menetapkan subjek penelitian adalah kelas XI IPA-1 SMA Negeri 2 Pandeglang dengan jumlah peserta didik 44 orang laki-laki semua. Mata pelajaran Sejarah di kelas ini (program IPA) mendapat alokasi waktu 1 x 45 menit / minggu. Dipilihnya kelas ini sebagai subjek penelitian karena penulis merasa tertantang dengan pandangan/sikap para siswa Kelas XI IPA-1 yang cenderung menomorduakan mata pelajaran sejarah dibanding mata pelajaran-mata pelajaran lainnya yang merupakan ciri khas program.
Ketiga : Menyiapkan Rancangan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontektual (RPP terlampir).
Keempat : Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati. Fokus observasinya adalah guru dan siswa, sedangkan aspek-aspek yang diamatinya adalah antusias siswa sebagai peserta didik dalam belajar dan keterampilan guru sebagai pendidik dalam mengembangkan Model Pembelajaran Kontekstual (format pengamatan terlampir).
Kelima : Menetapkan jenis data dan cara penyimpulannya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif.
Keenam : Menentukan pelaku observasi (observer) yang terdiri dari dua orang, yaitu :
1. Dade Supriatna, S.Pd.
2. Dra. Yati Suryati
Ketujuh : Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran.
2. Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini melalui proses pembelajaran yang terbagi dalam dua siklus penelitian.
Siklus Pertama
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual dengan kompetensi dasar Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang (dilaksanakan dalam 3 kali tatap muka).
Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh dua orang observer. Hasil pengamatan dari emapat pertemuan didiskusikan sebagai bahan refleksi rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Siklus Kedua
Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual dengan kompetensi dasar Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan Nasionalisme Indonesia (dilaksanakan dalam 3 kali tatap muka).
Observasi dalam siklus ini masih tetap dilakukan seperti pada siklus pertama. Hasil pengamatan dari empat pertemuan dianalisis dan didiskusikan sebagai bahan refleksi rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas kembali.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dan evaluasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dibantu oleh dua orang observer, yang meliputi:
a Pengamatan sikap belajar peserta didik (format terlampir).
b Pengamatan keterampilan Guru dalam mengembangkan Model Pembelajaran Kontektual (format terlampir).
4. Analisis dan Refleksi
Data yang terkumpul pada siklus pertama dianalisis dalam bentuk tabel. Hasil analisis data didiskusikan bersama observer, tentang kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, kemudian dideskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus yang kedua. Data yang terkumpul pada siklus yang kedua dianalisis dalam bentuk tabel. Hasil analisis data didiskusikan bersama observer untuk menggali kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran, kemudian dideskripsikan sebagai bahan untuk mencari alterbatif tindakan lain pada penelitian-penelitian tindakan kelas berikutnya.
BAB IV
DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang dihasilkan dalam penelitian adalah data kualitatif, yaitu berupa hasil observasi terhadap sikap antusias peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan observasi terhadap keterampilan pendidik dalam menciptakan kondisi pembelajaran dengan mengembangkan Model Pembelajaran Kontekstual.
A. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Antusias Belajar Peserta Didik dan Pembahasannya.
1. Tabel data hasil obsrvasi pada kegiatan tatap muka pertama siklus pertama tanggal 21 September 2007 dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : - orang
Jalan-jalan : 3 orang
Ngobrol : 2 orang
Ngantuk : - orang
Melamun : - orang
Megerjakan pelajaran lain : 6 orang
Jumlah : 11 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka pertama siklus pertama pada awalnya antusias belajar peserta didik sangat tinggi, tetapi setelah memasuki kegiatan diskusi dalam mengidentifikasi masalah oleh kelompok, terdapat beberapa orang siswa yang menunjukkan prilaku tidak melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana mestinya. Teridentifikasi 2 orang asik ngobrol, 6 orang mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan 3 orang sering melakukan jalan-jalan dari kelompok 1 ke kelompok lainnya. Ketika didekati mereka segera pura-pura bergabung lagi dengan temannya yang sedang berdiskusi membahas permasalahan. Kepada mereka dihimbau untuk bisa mengatur waktu dalam belajar sehingga dapat mengikuti pembelajaran sesuai jadwal yang ditentukan. Dari data tersebut berarti masih ada sikap masa bodoh terhadap pelajaran yang sedang dihadapinya dan masih mengutamakan tugas yang belum diselesaikan dari mata pelajaran lain. Kejadian tersebut mejadi masukan bagi pendidik, khususnya di kelas tersebut agar meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar sejarah untuk mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa bersejarah. Untuk itu pentingnya diberikan pelajaran Sejarah di sekolah-sekolah.
2. Tabel data hasil observasi pada kegiatan tatap muka kedua siklus pertama tanggal 28 September 2007 dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : 1 orang
Jalan-jalan : 3 orang
Ngobrol : 4 orang
Ngantuk : 1 orang
Melamun : 1 orang
Megerjakan pelajaran lain : - orang
Jumlah : 10 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka kedua siklus pertama tanggal 28 September 2007 kelihatan terjadi kenaikan sikap prilaku negatif dari minggu yang lalu walaupun jumlahnya menurun. Terdapat seorang siswa yang melakukan usil, ketika didekati dan ditanya katanya jawbnya ”... engga, iseng aja karena dia mau tampil...”. Tiga orang kelihatan tidak kerasan di tempat duduknya ketika ditanya observer katanya dalam rangka menyusun strategi diskusi. Beberapa menit kemudian terdapat empat orang yang kelihatan asik ngobrol ketika didekati observer ternyata yang dua orang itu sedang mengomentari hasil pembahasan kelompok lain, sementara yang dua orang memang sedang ngobrol sehingga ditegur observer. Satu orang kelihatan melamun, ketika ditegur katanya agak kurang enak badan jadi kurang konsentrasi. Pada kegiatan tatap muka kedua ini tidak terdapat lagi yang sibuk mengerjakan tugas mata pelajaran lain, mungkin mereka telah menyadarai akan kekeliruan yang dilakukan minggu sebelumnya. Kegiatan pembelajaran pada hari tersebut berpusat pada kegiatan siswa yaitu berupa presentasi hasil kerja kelompok minggu sebelumnya yang telah diselesaikan di luar kelas, sehingga memungkinkan kondisi pembelajaran cukup ramai dan beragamnya kegiatan siswa. Dari kejadian-kejadian di atas menjadi masukan bagi pendidik untuk lebih tanggap terhadap peserta didik sehingga proses belajar lebih maksimal.
3. Tabel data hasil observasi pada kegiatan tatap muka ketiga siklus pertama tanggal 5 Oktober 2007 dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : - orang
Jalan-jalan : 3 orang
Ngobrol : - orang
Ngantuk : 1 orang
Melamun : 2 orang
Megerjakan pelajaran lain : 2 orang
Jumlah : 8 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka ketiga siklus pertama tanggal 5 Oktober 2007 terjadi perubahan yang lebih positif. Tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan usil maupun yang ngobrol, tetapi masih terdapat tiga orang siswa yang sibuk jalan-jalan, alasannya mirip dengan minggu kemarin padahal orang berbeda, kepada anak tersebut dihimbau agar tidak membiasakan tindakan seperti itu. Seorang siswa kelihatan ngantuk berat dan minta izin ke belakang, setelah diselidiki anak tersebut tinggal di pesantren sehingga seringkali mengaji sampai malam, kepada anak tersebut dianjurkan untuk pandai-pandai mengatur untuk menjaga kesehatan dan dapat belajar dengan baik disekolah. Terdapat dua orang siswa melamun setelah selesai mempresentasikan hasil kelompoknya, dia tidak memperhatikan kelompok lain yang sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Ketika ditanya pada akhir pelajaran, siswa tersebut menjawab bahwa dirinya resah karena belum mempersiapkan tugas ekskul sore hari. Pada kegiatan tatap muka ketiga ini ditemui lagi dua orang siswa yang sibuk mengerjakan tugas mata pelajaran lain, ketika ditanya, mereka baru tahu ada tugas karena pada hari sebelumnya tidak mengikuti pelajaran tersebut. Dari kejadian-kejadian di atas menjadi masukan bagi pendidik agar selalu mengingatkan kepada siswa agar dapat mengatur waktu dengan membuat jadwal kegiatan di rumah, dan segera mengerjakan tugas yang telah diterimanya.
4. Tabel data hasil obsrvasi pada kegiatan tatap muka pertama siklus kedua tanggal 3 Nopember 2007dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : - orang
Jalan-jalan : - orang
Ngobrol : 2 orang
Ngantuk : - orang
Melamun : 3 orang
Megerjakan pelajaran lain : 1 orang
Jumlah : 6 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka pertama siklus kedua tanggal 3 Nopember 2007 terjadi perubahan yang lebih positif. Tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan usil maupun siswa yang jalan-jalan, tetapi ada lagi siswa yang ngobrol padahal sedang guru sedang menyampaikan deskripsi tentang pokok-pokok materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebagai pendidik, penulis menghentikan sejenak sampai kedua orang siswa tersebut menyadari kekeliruannya, akhirnya mereka tersipu malu dan segera mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat tiga orang siswa melamun , ketika ditanya pada akhir pelajaran, siswa tersebut menjawab bahwa dirinya resah karena belum mengerjakan tugas mata pelajaran berikutnya. Ditemukan seorang siswa yang diam-diam mengerjakan tugas mata pelajaran lain, ketika ditanya, ia terpaksa melakukannya karena tidak sempat mengerjakan tugas karena terlalu banyak PR. Dari kejadian-kejadian di atas menjadi masukan bagi penulis agar selalu mengingatkan kepada siswa agar dapat mengatur waktu dengan membuat jadwal kegiatan di rumah, dan segera mengerjakan tugas yang telah diterimanya. Disamping itu juga tentunya para pendidik untuk tidak memberikan tugas terlalu banyak sehingga menyulitkan dan membebani peserta didik.
5. Tabel data hasil obsrvasi pada kegiatan tatap muka kedua siklus kedua tanggal 10 Nopember 2007dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : - orang
Jalan-jalan : 3 orang
Ngobrol : - orang
Ngantuk : 3 orang
Melamun : 1 orang
Megerjakan pelajaran lain : 2 orang
Jumlah : 9 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka kedua siklus kedua tanggal 10 Nopember 2007. Tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan usil maupun yang ngobrol, tetapi tetapi kembali ditemui tiga orang siswa yang sering jalan-jalan, alasannya mirip dengan minggu kemarin padahal orang berbeda, kepada anak tersebut dihimbau agar tidak membiasakan tindakan seperti itu. Tiga orang siswa kelihatan ngantuk, ketika ditanya memang benar ngantuk karena semalam kurang tidur. Memang disekolah kami terdapat beberapa orang anak yang jauh tempat tinggalnya dan mereka kost di pesantren-pesantren. Anak-anak pesantren seringkali mengaji sampai malam, kepada anak-anak tersebut terus dianjurkan untuk pandai-pandai mengatur waktu dan menjaga stamina agar dapat belajar dengan baik di sekolah. Terdapat seorang siswa melamun padahal siswa yang lainnya asyik berdiskusi mempresentasikan hasil kelompoknya. Ketika ditanya anak itu hanya tersenyum malu dan segera segera mengikuti kegiatan pembelajaran kembali. Pada kegiatan tatap muka kedua siklus kedua ini juga masih ditemui dua orang siswa yang diam-diam mengerjakan tugas mata pelajaran lain di sela-sela kegiatan diskusi, ketika dia tahu sedang diperhatikan ia menghentikan kegiatanya. Dari kejadian-kejadian di atas menjadi masukan bagi penulis agar selalu memperhatikan kegiatan para siswa dalam pembelajaran untuk menumbuhkan kebiasaan disiplin dalam mengatur waktu dan mengikis kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tabel data hasil obsrvasi pada kegiatan tatap muka ketiga siklus kedua tanggal 17 Nopember 2007dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari jumlah siswa 44 orang
Usil : 1 orang
Jalan-jalan : 1 orang
Ngobrol : 2 orang
Ngantuk : - orang
Melamun : 1 orang
Megerjakan pelajaran lain : - orang
Jumlah : 5 orang
Pembahasan :
Dari data di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pada tatap muka ketiga siklus kedua tanggal 17 Nopember 2007. masih ditemui satu orang siswa usil pada temannya yang mau tampil, satu orang siswa jalan-jalan, dua orang ngobrol dan satu orang melamun tetapi dengan diperhatikan mereka segera menghentikan kegiatanya. Dari kejadian-kejadian di atas menjadi masukan bagi penulis agar selalu memperhatikan kegiatan para siswa dalam pembelajaran untuk membiasakan disiplin dalam mengatur waktu dan menekan kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
TABEL REKAPITULASI ANTUSIAS BELAJAR PESERTA DIDIK
Siklus I Siklus 2 Kesimpulan
Oftask
(%) Ontask
(%) Oftask
(%) Ontask
(%) Turun
(%) Naik
(%)
1 25 75 14 86 - 11
2 23 77 20 80 - 3
3 18 82 11 89 - 7
Rata-Rata
(dalam %) 22 78 14.3 85.7 - 7.7
Pembahasan :
Berdasarkan data Tabel di atas berarti antusias belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi. Hal ini nampak dari adanya peningkatan yang signifikan baik dari siklus pertama ke siklus kedua, maupun dari tiap-tiap tatap muka, kecuali dari tatap muka ke-1 siklus kedua ke tatap muka kedua siklus kedua yang turun 6%. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran pada tatap muka kedua ini merupakan kegiatan yang lebih berpusat pada peserta didik, yaitu presentasi hasil kerja kelompok.
Oftas (kegiatan siswa diluar prosedur kegiatan pembelajaran) mengalami penurunan dari 22% pada siklus pertama menjadi 14,3% pada siklus kedua, dengan demikian ontask yaitu kegiatan siswa sesuai prosedur pembelajaran mengalami peningkatan dari 78% pada siklus pertama menjadi 85,7% pada siklus kedua berarti naik 7,7%. Dari data di atas maka kegiatan pembelajaran Sejarah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual cukup efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih kondusif. Semakin kondusifnya proses pembelajaran selain karena upaya pendidik yang terus-menerus menekan oftas tetapi juga karena secara bertahap mulai tumbuh kesadaran akan pentingnya belajar sejarah, karena peserta didik semakin memahami hubungan sebab akibat dari peristiwa-peristiwa dalam sejarah sehingga dampaknya terasa sampai pada kehidupan yang sedang dialaminya.
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Ketrampilan Pendidik dan Pembahasannya.
TABEL REKAPITULASI DATA HASIL OBSERVASI KETRAMPILAN GURU
Kesimpulan
Naik (%) Turun (%)
1 79,16 83,33 4,17
2 77,78 84,72 6,94
3 83,33 88,89 5,56
Rata-rata ( % ) 80,09 85,65 5,56
Pembahasan :
Data di atas menunjukkan perkembangan keterampilan guru dalam mengembangkan pembelajaran Sejarah melalui Model Pembelajaran Contekstual. Pada siklus pertama rata-rata 80,09%, kemudian pada siklus kedua rata-rata 85,75%, jadi ada peningkatan 5,56%. Berarti dengan adanya tim observer yang terdiri dari dua orang guru telah membantu peningkatan ketrampilan pendidik dalam membelajarkan peserta didik. Peningkatan tersebut berkat adanya refleksi bersama setelah siklus pertama, sehingga banyak masukan-masukan sebagai usaha perbaikan pada siklus kedua.
Rekapitulasi Data Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik dan Pembahasannya.
REKAPITULASI DATA
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP PESERTA DIDIK
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Program : XI IPA-1
Materi KD : Perkembangan Masyarakat Indonesia Semester : 1 (satu)
Di bawah Penjajahan
Periode : Bulan September 2007
Keterangan:
1 Tidak terlambat masuk
1 A. Jumanta 18 75 B 2 Buku catatan rapi
2 Abd.Rachman Saleh PN 12 50 K 3
3 Adhari 19 79 B
4 Ahmad Haerudin 22 92 A 4
5 Ahmad Panji Ruhiyat 18 75 B
6 Andri Suhendar 14 58 K 5
7 Asep Humaedi 22 92 A
8 Bagja Andesta 12 50 K 6 Santun dalam berkomunikasi
9 Barna Herdiana 22 92 A
10 Barry Dwiyansah 21 88 A
11 Bayu Ardian 21 88 A Rentang Skor : 1 - 4
12 Budi Herdiana A 22 92 A
13 Danny Ginanjar Jatnika 19 79 B Predikat:
14 David Januardi 22 92 A
15 Dede Dian M. Saputra 18 75 B 86 – 100 = Amat baik
16 Dede Johani 18 75 B 75 – 85 = Baik
17 Dedi Efendi 24 100 A 60 – 74 = Cukup
18 Dery Alpian Nurdin 15 63 C Kurang dari 60 = Kurang
19 Farid Firdaus 11 46 K
20 Fasmat Jefriansyah 20 83 B Nilai :
21 Fauji Yudistira Tinur 19 79 B
22 Hendra Aditya Wiguna 20 83 B Skor Perolehan
23 I s n a n t o 11 46 K Skor Maksimal
24 I s n e n 24 100 A
25 Idwal Herwandi 18 75 B
26 Ihwan Sutiawan 21 88 A
27 Iyan Suryana 17 71 C
28 Leo Gusta Indrajit 22 92 A
29 Mas Ito Mustofa 20 83 B
30 Muhamad Iyon 18 75 B
31 Nano Somantri 18 75 B
32 Nur Trisno 21 88 A
33 Nurhakiki 12 50 K
34 Oky Suharyadi 13 54 K
35 Riant Naufal 17 71 C
36 Rizal Rivai 21 88 A
37 Rizal Setiawan 21 88 A
38 Rodiansyah 16 67 C
39 Sadam Husaeni 16 67 C
40 Suhendi 18 75 B
41 Teddy Wahyudi 20 83 B
42 Tedi Nurdiyansyah 19 79 B
43 Tubagus Reza Sutisna 16 67 C
44 Yuyu Wahyudin 21 88 A
Rata-rata 18,39 76,61
REKAPITULASI DATA
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP PESERTA DIDIK
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Program : XI IPA-1
Materi KD : Proses kelahiran dan perkembangan Semester : 1 (satu)
Nasionalisme Indonesia
Periode : Bulan Nopember 2007
Keterangan:
1 Tidak terlambat masuk
1 A. Jumanta 21 88 A 2 Buku catatan rapi
2 Abd.Rachman Saleh PN 15 63 C 3
3 Adhari 23 96 A
4 Ahmad Haerudin 20 83 B 4
5 Ahmad Panji Ruhiyat 24 100 A
6 Andri Suhendar 17 71 C 5
7 Asep Humaedi 24 100 A
8 Bagja Andesta 20 83 B 6 Santun dalam berkomunikasi
9 Barna Herdiana 22 92 A
10 Barry Dwiyansah 24 100 A
11 Bayu Ardian 21 88 A Rentang Skor : 1 - 4
12 Budi Herdiana A 24 100 A
13 Danny Ginanjar Jatnika 20 83 B Predikat:
14 David Januardi 24 100 A
15 Dede Dian M. Saputra 20 83 B 86 - 100 = Amat baik
16 Dede Johani 21 88 A 75 - 85 = Baik
17 Dedi Efendi 23 96 A 60 - 74 = Cukup
18 Dery Alpian Nurdin 18 75 B Kurang dari 60 = Kurang
19 Farid Firdaus 17 71 C
20 Fasmat Jefriansyah 24 100 A Nilai :
21 Fauji Yudistira Tinur 23 96 A
22 Hendra Aditya Wiguna 24 100 A Skor Perolehan
23 I s n a n t o 15 63 C Skor Maksimal
24 I s n e n 23 96 A
25 Idwal Herwandi 20 83 B
26 Ihwan Sutiawan 24 100 A
27 Iyan Suryana 22 92 A
28 Leo Gusta Indrajit 24 100 A
29 Mas Ito Mustofa 20 83 B
30 Muhamad Iyon 19 79 B
31 Nano Somantri 15 63 C
32 Nur Trisno 23 96 A
33 Nurhakiki 18 75 B
34 Oky Suharyadi 20 83 B
35 Riant Naufal 20 83 B
36 Rizal Rivai 23 96 A
37 Rizal Setiawan 23 96 A
38 Rodiansyah 17 71 C
39 Sadam Husaeni 23 96 A
40 Suhendi 20 83 B
41 Teddy Wahyudi 20 83 B
42 Tedi Nurdiyansyah 22 92 A
43 Tubagus Reza Sutisna 23 96 A
44 Yuyu Wahyudin 21 88 A
Rata-rata 21,00 87,50
Pembahasan :
Data di atas menunjukkan perkembangan sikap prilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Sejarah melalui Model Pembelajaran Contekstual. Pada siklus pertama rata-rata 76,61%, kemudian pada siklus kedua rata-rata 87,50%, berarti meningkat 10,89%. Peningkatan yang cukup besar ini terjadi setelah pada siklus pertama diimpormasikan hasil pengamatan sikap prilaku selama kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dengan aspek penilaian dan kriterianya, sehingga para siswa berlomba untuk mendapatkan nilai yang lebih baik pada siklus yang kedua. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang mengefektifkan lembar pengamatan sikap/prilaku dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk lebih aktif dan giat dalam mengikuti pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian data yang telah dipaparkan pada BAB IV diperoleh simpulan bahwa dengan dimplementasikannya Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Sejarah dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar sejarah yang terlihat dari meningkatnya antusias belajar siswa dan keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini ditunjukan dengan perkembangan hasil dari pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua yang mengalami peningkatan sebagai berikut:
1. Antusias belajar siswa meningkat dari rata-rata 78% menjadi 85,7%;
2. Keterampilan guru dalam mengembangkan pembelajaran Sejarah melalui meningkat dari rata-rata 80,09% menjadi rata-rata 85,75%;
3. Data prestasi hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 76,61 menjadi rata-rata 87,50.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan di atas penulis menyampaikan saran sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tentang rendahnya minat (motivasi dan antusias) belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah pada program IPA (para siswa yang relatif memiliki kecerdasan logis-matematis yang tinggi), adalah dengan cara:
1. Mengembangkan model pembelajaran Kontekstual (CTL), yaitu model pembelajaran yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa ;
2. Mengembangkan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa atau pembelajaran yang terpusat pada kegiatan siswa.
3. Menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dalam menjalani kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik, „Masalah Ilmu Sejarah dan Pengajaran Sejarah yang Reflektif dan inspiratif“, Makalah, disampaikan pada simposium Pengajaran Sejarah di Sukabumi tanggal 8 – 11 Agustus 1993.
Arikunto, Suharsimi, „Penelitian Tindakan Kelas“, Makalah, Disampaikan dalam rangka Diklat Pengembangan Profesi Guru Tingkat Nasional, 1-11 Juni 2005 di Mars 91 Cisarua.
BINTEK KTSP, 2008, Perangkat Pembelajaran KTSP SMA, Jakarta: Depdiknas – Dirjend. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah – Direktorat Pembinaan SMA.
Davis, Igor K, 1991, Pengelolaan Belajar, Jakarta: UT Kerjasama dengan CV. Rajawali.
Fahrudin, M., dkk., 1992, Propil Guru Sejarah. Suatu Studi Survei tentang Kondisi Sosial Ekonomi dan Potensi Guru-guru Sejarah di SMTA Negeri DKI Jakarta, Jakarta: FPIPS – IKIP Jakarta,
Hasan, S. Hamid, „Evaluasi Pendidikan Sejarah“ Makalah, disampaikan pada simposium Pengajaran Sejarah di Sukabumi tanggal 8 – 11 Agustus 1993.
Proyek Peningkatan Mutu SMU, 1996/1997, Sumber Media Pembelajaran IPS, Bahan Penataran untuk Guru SMU, Malang: Proyek Peningkatan Mutu SMU-PPPG IPS dan Malang.
Sudjana, Nana, 1996, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo.
Suryabrata, Sumadi, 1983, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( P T K )
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKTUAL (CTL) DI KELAS XI IPA1 SMA NEGERI 2 PANDEGLANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Oleh :
TATA SUBRATA, S.PD.
Dibayai Oleh :
DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK
DIREKTORAT JENDRAL PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK
DAN KEPENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 PANDEGLANG
KABUPATEN PANDEGLANG
PROPISI BANTEN
DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK
DIREKTORAT JENDRAL PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK
DAN KEPENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2007
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Bidang Kajian : Penelitian Tindakan Kelas
1. Judul Penelitian : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKTUAL (CTL) DI KELAS XI IPA1 SMA NEGERI 2 PANDEGLANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
2. Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap : TATA SUBRATA, S.Pd
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat/Gol. dan NIP : Pembina / IVa / 131849755
d. Mata Pelajaran (Kelas) : SEJARAH (IX)
e. Sekolah : SMA Negeri 2 Pandeglang
3. Jumah Anggota Peneliti : 1 Orang
4. Lama Penelitian : 2 Bulan
dari : bulan September 2007 Sampai
bulan November 2007
5. Biaya Penelitian : Rp 1.000.000,-
(Satu Juta Rupiah)
Pembimbing Ketua Peneliti/Peneliti
DICKY IRANTO, S.E.,M.SI. TATA SUBRATA, S.Pd.
NIP. NIP. 131 849 755
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Pandeglang
DRS. H. SUPRIADI, M.Pd
NIP. 131 413 120
ABSTRAK
TATA SUBRATA, S.Pd. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Pembelajaran Kontekstual (CTL) Di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Pandeglang Tahun Pelajaran 2007/2008.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk:
10. Mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran kontetual pada mata pelajaran sejarah dalam meningkatkan minat dan prestasi peserta didik.
11. Digunakan dalam menentukan bentuk pembelajaran yang tepat bagi tercapainya tujuan pembelajaran sejarah sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum.
12. Dijadikan bahan penyusunan karya tulis ilmiah dalam upaya peningkatan profesi tenaga kependidikan.
Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut di atas, maka penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Pandeglang Tahun Pelajaran 2007/2008. Fokus observasinya adalah guru dan siswa, sedangkan aspek-aspek yang diamatinya adalah antusias siswa sebagai peserta didik dalam belajar dan keterampilan guru sebagai pendidik dalam mengembangkan Model Pembelajaran Kontekstual.
Teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran oleh dua orang observer yang terdiri dari Dade Supriatna, S.Pd. dan Dra. Yati Suryati. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif.
Dari analisis data maka kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual cukup efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah khususnya dalam membangun persepsi yang positif terhadap pembahasan sebab akibat dari suatu peristiwa dalam sejarah, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa suatu keadaan atau peristiwa yang dialaminya tidak lepas peristiwa-peristiwa sebelumnya. Sehingga pada gilirannya nanti tujuan pembelajaran sejarah untuk membentuk pribadi-pribadi yang arif dapat tercapai.
MOTTO
”Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
”Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan diantaramu beberapa derajat”.
(QS. A-Mujadilah: 11)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, berkat ridha dan hidayah-Nya lah penulis dapat merampungkan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Pembelajaran Kontekstual (CTL) di Kelas XI IPA-1 SMA Negeri 2 Pandeglang Tahun Pelajaran 2007/2008.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat-syarat dan tugas-tugas guru untuk memperoleh angka kredit jabatan guru dari gol. IV/a ke gol. IV/b di lingkungan pendidikan.
Atas tersusunnya karya tulis ilmial ini, penulis mengucapkan terima kasih kapada:
Direktorat Profesi Pandidik Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang telah membiayai kegiatan ini.
Yth. Bapak Dicky Iranto, S.E., M.SI. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya.
Yth. Bapak Drs. Supriadi, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Pandeglang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Rekan-rekan dan semua pihak yang turut membantu baik moril maupun spirituil, sehingga selesailah tugas penulisan karya tulis ilmiah ini.
Semoga amal baik beliau-beliau diterima dan mendapat anugerah dari Allah SWT. Amien.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini sangat sederhana walaupun sudah berusaha dengan seluruh kemampuan yang ada, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi perbaikan mutu pendidikan sejarah di SMA.
Pandeglang, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
MOTTO iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang. 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Pembatasan Masalah 2
D. Perumusan Masalah 3
E. Tujuan Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar. 4
B. Hakikat Pembelajaran Konstektual 6
C. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kontekstual 7
D. Langkah-langkah Pembelajaran Sejarah Berbasis Kontekstual 9
1. Perencanaan 9
a. Identifikasi Peristiwa 9
b. Menentukan dan Merumuskan Masalah 10
c. Merancang Media Pembelajaran 10
2. Kegiatan Pembelajaran 10
a. Relevansi 10
b. Deskripsi Singkat Materi Pelajaran 11
c. Latihan/Pembahasan Masalah 11
d. Penguatan Pembelajaran 11
3. Penilaian 12
BAB III METODE PENELTIAN 13
A. Gambaran Umum Penelitian 13
B. Rincian Prosedur Penelitian. 13
1. Persiapan Penelitian 13
2. Implementasi Tindakan 14
3. Observasi dan Evaluasi 15
4. Analisis dan Refleksi 15
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16
A. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Antusias Belajar Peserta Didik
dan Pembahasannya. 16
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Ketrampilan Pendidik dan
Pembahasannya 22
Rekapitulasi Data Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik dan
Pembahasannya 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 26
A. Kesimpulan 26
B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5
Rancangan Media Pembelajaran Sejarah
L K S
Tabel Data Hasil Observasi Antusias Belajar Peserta Didik
Tabel Data Hasil Observasi Ketrampilan Pendidik
Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI IPA / 1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Indikator : Membandingkan kebijakan pemerintahan pada masa VOC, pemerintah koloniah Hindia Belanda, Raffless, dan pemerintah pendudukan Jepang serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia melalui presentasi, studi pustaka, eksplorasi internet, dan diskusi kelompok.
Tujuan Pembelajaran
Melalui studi kepustakaan, diskusi, dan eksplorasi internet, siswa dapat :
1.1 Mengidentifikasi kebijakan VOC serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat khususnya pada bidang ekonomi.
1.2 Mengidentifikasi kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
1.3 Mengidentifikasi kebijakan pemerintahan Raffless serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat khususnya pada bidang politik dan ekonomi.
1.4 Mengidentifikasi dampak pendudukan Jepang terhadap kehidupan masyarakat khususnya pada bidang sosial, budaya, pendidikan, dan militer.
Materi Ajar
Perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan:
Masa VOC,
Masa Pemerintahan Hindia Belanda,
Masa Pemerintahan Raffless (Inggris),
Masa Pemerintahan Pendudukan Jepang.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Pemberian Tugas
Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill
(Kecakapan Hidup)
1. PERTEMUAN 1
A. Pendahuluan
1. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
2. Apersepsi materi/Relevansi :
Berupa informasi atau tanya jawab mengenai kondisi Bangsa dan Negara Indonesia sekarang dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, juga Brunei (Bekas Jajahan Inggris), dan Jepang.
Mengapa bisa demikian?
Mari kita tengok perkembangan Bangsa Indonesia dalam 3 periode yaitu masa VOC dan Hindia Belanda, Masa Pemerintahan Reffles (Inggris), dan Masa Pendudukan Jepang.
B. Kegiatan Inti
3. Deskripsi singkat materi pembelajaran :
Berupa penayangan bahan ajar (presentasi / power point) yang berisi:
-6 Kebijakan-kebijakan VOC,
-7 Kebijakan-kebijakan Pemerintah Hindia Belanda (Sistem Tanam Paksa, Politik Ekonomi Liberal, dan Politik Etis),
-8 Kebijakan Sistem Sewa Tanah (Landrente) oleh Raffless, dan
-9 Dampak pendudukan Jepang pada masa Perang Dunia II di Asia Pasifik.
4. Pembagian tugas
Kelas dibagi dalam 7 kelompok, masing-masing diberi tugas untuk membahas 1 masalah sebagai bahan untuk dipresentasikan dan atau didiskusikan bersama pada pertemuan berikutnya.
Permasalahannya adalah sebagai berikut:
-10 Sebutkan dan beri penjelasan tentang kebijakan-kebijakan VOC khususnya yang diterapkan di daerah Maluku dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan masyarakat setempat?
-11 Sebutkan ketentuan-ketentuan Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel), identifikasi penyimpangannya serta akibatnya terhadap kehidupan masyarakat khususnya di P. Jawa.
-12 Bagaimanakah kebijakan Politil Ekonomi Liberal serta bagaimana dampaknya terhadap kehidupan rakyat Indonesia.
-13 Apa yang dimaksud dengan Politik Etis? Kebijakan apa yang diambil pemerintah kolonial dalam upaya merealisasikannya?
-14 Apa yang melatarbelakangi/melandasi pemikiran Raffless untuk menerapkan Sistem Sewa Tanah, apa tujuannya, dan apa kendala-kendalanya?
-15 Bagaimana kebijakan pemerintahan Raffless dalam menata kehidupan politik/pemerintahan dan perekonomian khususnya di wilayah Maluku? (Kebijakan tersebut menjadi bom waktu bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda).
-16 Bagaimana dampak pendudukan Jepang terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, serta manfaatnya bagi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan.
C. Kegiatan Akhir
Menutup kegiatan pembelajaran dan menegaskan kembali tentang tugas yang harus diseleaikan para siswa. 1 x 45 menit ü1 Mengidentifikasi variabel
ü2 Menghubungkan variabel
ü3 Merumuskan hipotesis
2. PERTEMUAN 2
A. Pendahuluan
5. Mengingatkan kembali pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
6. Mengidentifikasi pelaksanaan tugas setiap kelompok, kemudian menunjuk kelompok-kelompok (kelompok yang membahas masalah No. 1 sampai 4) yang harus mempresentasikan hasil kerjanya .
B. Kegiatan Inti
1. Setiap kelompok yang telah ditunjuk menyajikan hasil kerja kelompoknya dengan menuliskannya di papan tulis.
2. Para siswa diminta memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain baik berupa sanggahan maupun pertanyaan secara bergiliran.
3. Anggota kelompok yang mendapat sanggahan atau pertanyaan memberikan tanggapannya.
4. Guru mengarahkan dan meluruskan pembahasan serta membimbing kearah penarikan kesimpulan.
C. Kegiatan Akhir
5. Repleksi:
Salah seorang siswa diminta pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.
6. Para siswa diberi tugas untuk menuliskan hasil kesimpulan tentang dampak penjajahan pada masa VOC dan Pemerintah Hindia Belanda.
3. PERTEMUAN 3
A. Pendahuluan
2.1 Apersepsi tentang hasil diskusi minggu kemarin
2.2 Mengingatkan kembali pada tujuan pembelajaran terutama menyangkut materi yang belum di bahas.
B. Kegiatan Inti
1. Tiga orang siswa yang mewakili masing-masing kelompokya menyajikan hasil kerja kelompoknya
2. Para siswa diminta memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain baik berupa sanggahan maupun pertanyaan secara bergiliran.
3. Anggota kelompok yang mendapat sanggahan atau pertanyaan memberikan tanggapannya.
4. Guru membantu siswa menyimpulkan tentang perbedaan dampak penjajahan VOC/Belanda, Inggris dan Jepang terhadap perkembangan masyarakat Indonesia.
C. Kegiatan Akhir
Beberapa orang siswa diminta mengulang kembali hasil kesimpulan tentang dampak penjajahan VOC/Belanda, Inggris dan Jepang terhadap perkembangan masyarakat Indonesia.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat Pelajaran : Note Book dan LCD
Internet
Lembar Kerja Siswa
Sumber : Mohamad Iskandar, dkk, Sejarah: Indonesia dalam Perkembangan Zaman, untuk SMA Program IPA, Kelas XI, Ganeca Exact, h.37-60
Buku-buku lainnya yang masih relepan.
Penilaian
a. Penilaian proses : Lembar PengamatanSikap (terlampir).
b. Penilaian hasil : Tes tertulis dan Tugas (Kelompok dan Perorangan (LKS)).
c. Soal Tes :
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan kebijakan-kebijakan VOC dalam mengeksploitasi perekonomian masyarakat Maluku serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat setempat.
2. Bagaimana dampak kebijakan Cultuur Stelsel (Tanam Paksa) terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di Pulau Jawa? Apa sebabnya?
3. Politik Ekonomi Liberal adalah jawaban atas tuntutan rakyat di negeri Belanda untuk mengakhiri penderitaan Rakyat Indonesia dengan membebaskan rakyat dari segala beban kehidupan yang memberatkan akibat Sistem Tanam Paksa, tetapi akhirnya banyak rakyat Indonesia yang kembali hidup menderita. Sebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya!
4. Trilogi Van Deventer merupakan usulan dari golongan etis Belanda agar pemerintah kolonial membalas budi kepada bangsa Indonesia yang telah memberi banyak keuntungan kepada Belanda. Apa yang dilakukan pemerintah kolonial untuk melaksanakannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia?
5. Sebutkan kebijakan-kebijakan Raffless di Indonesia baik di bidang ekonomi maupun politik! Bagaimana dampaknya terhadap kehidupan masyarakat?
6. Sebutkan dampak pendudukan Jepang terhadap kehidupan masyarakat khususnya pada bidang sosial, budaya, pendidikan, dan militer!
Mengetahui Pandeglang, Juli 2006
Kepala Sekolah Guru MP. Sejarah
Drs. H. Supriadi, M.Pd. Tata Subrata, S.Pd.
NIP. 131413120 NIP. 131849755
Lembar Kerja Siswa : Nama Siswa: ______________ Kelas : ______________
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : XI/IPA
Semester : 1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Indikator : Membandingkan kebijakan pemerintahan pada masa VOC, pemerintah koloniah Hindia Belanda, Raffless, dan pemerintah pendudukan Jepang serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia melalui presentasi, studi pustaka, eksplorasi internet, dan diskusi kelompok.
Sumber : Mohamad Iskandar, dkk, Sejarah: Indonesia dalam Perkembangan Zaman, untuk SMA Program IPA, Kelas XI, Ganeca Exact, h.37-60
Setelah mengikuti pembahasan dari setiap masalah yang telah didiskusikan bersama, tulislah hasil kesimpulan pada kolom dibawah ini :
Pemerintah Jajahan Kebijakan Dampaknya terhadap perkembangan masyarakat Indonesia
VOC
Pemerintah Hindia Belanda
Pemerintah Inggris di bawah
Letnan GJ. Raffless
Pendudukan
Jepang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI IPA / 1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia
Indikator : 1. Menjelaskan ideologi-ideologi yang berkembang pada masa pergerakan nasional dan pengaruhnya terhadap strategi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia.
2. Mengidentifikasi beberapa peristiwa penting yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Melalui studi kepustakaan, diskusi, dan eksplorasi internet, siswa dapat :
1.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi proses kelahiran pergerakan kebangsaan Indonesia.
1.2 Mengidentifikasi ideologi-ideologi yang berkembang dan dianut oleh organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia.
1.3 Menyusun periodisasi perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia pada masa pemerintah kolonial Belanda minimal dalam 3 periode.
1.4 Mengidentifikasi beberapa peristiwa penting yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
1.5 Mengidentifikasi dampak kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia.
Materi Ajar
Proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia.
Uraian materi:
Latar belakang lahirnya pergerakan kebangsaan Indonesia.
Ideologi-ideologi yang berkembang pada masa pergerakan nasional dan pengaruhnya terhadap bentuk dan strategi pergerakan kebangsaan Indonesia.
Peristiwa-peristiwa penting yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia serta dampaknya terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Pemberian Tugas
Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill
(Kecakapan Hidup)
1. PERTEMUAN 1
A. Pendahuluan
7. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
8. Apersepsi materi/Relevansi :
Para siswa diminta untuk menyebutkan beberapa partai politik dan/atau organisasi keagamaan yang ada sekarang.
Kemudian beberapa orang siswa diminta untuk mendeskripsikan ciri/sifat dari organisasi/partai politik tadi, untuk dikaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas.
B. Kegiatan Inti
9. Deskripsi singkat materi pembelajaran :
Berupa penayangan bahan ajar (presentasi / power point) yang berisi:
-17 Definisi Pergerakan Kebangsaan Indonesia,
-18 Faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya Pergerakan Kebangsaan Indonesia,
-19 Organisasi-organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia dengan salah satu contoh sifat dan strategi perjuangannya yang secara bertahap mengalami perkembangan sesuai perkembangan kebijakan pemerintah kolonial.
10. Pembagian tugas
Kelas dibagi dalam 7 kelompok sesuai kelompok yang sudah ada dikelas tersebut, masing-masing diberi tugas untuk membahas 1 masalah sebagai bahan untuk dipresentasikan dan atau didiskusikan bersama pada pertemuan berikutnya.
Permasalahannya adalah sebagai berikut:
-20 Jelaskan hubungan antara politik Etis di bidang pendidikan dan pengaruh paham-paham baru terhadap kelahiran Pergerakan nasional Indonesia
-21 Sebutkan ideologi-ideologi yang berkembang dan dianut oleh organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia sampai tahun 1920-an, dari mana idiologi-idiologi itu berasal.
-22 Sosialis-Marxisme ISDV akhirnya menemukan tempat persemaian yang subur dalam tubuh Sarekat Islam, Mengapa demikian? Bagaimana perkembangannya sampai kelahiran PKI.
-23 Buatlah 3 periodisasi perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia pada masa pemerintah kolonial Belanda berdasarkan sifat perjuangan dari organisasi-organisasi pergerakan, dan tuliskan organisasi-organisasinya dari setiap kurun waktu tersebut.
-24 Identifikasi beberapa peristiwa penting di Indonesia maupun di negeri Belanda yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
-25 Gerakan Non Koperatif:
ü1 Apa yang menjadi dasar pemikiran di tempuhnya gerakan ini?
ü2 Sebutkan organisasi-organisasinya dan bagaimana nasibnya?
-26 Gerakan Koperatif:
ü3 Apa yang melatarbelakanginya?
ü4 Bandingkan isi Petisi Soetardjo dengan tuntutan GAPI?
ü5 Bagimana reaksi Belanda terhadap keduanya?
C. Kegiatan Akhir
Menutup kegiatan pembelajaran dan menegaskan kembali tentang tugas yang harus diseleaikan para siswa. 1x45 menit
8 menit
35 menit
2 menit
ü4 Mengidentifikasi variabel
ü5 Menghubungkan variabel
ü6 Merumuskan hipotesis
2. PERTEMUAN 2
D. Pendahuluan
11. Mengingatkan kembali pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
12. Mengidentifikasi pelaksanaan tugas setiap kelompok, kemudian menunjuk kelompok-kelompok (kelompok yang membahas masalah No. 1 sampai 4) yang harus mempresentasikan hasil kerjanya .
E. Kegiatan Inti
7. Setiap kelompok yang telah ditunjuk menyajikan hasil kerja kelompoknya dengan menuliskannya di papan tulis.
8. Para siswa diminta memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain baik berupa sanggahan maupun pertanyaan secara bergiliran.
9. Anggota kelompok yang mendapat sanggahan atau pertanyaan memberikan tanggapannya.
10. Guru mengarahkan dan meluruskan pembahasan serta membimbing kearah penarikan kesimpulan.
F. Kegiatan Akhir
11. Repleksi:
Salah seorang siswa diminta pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.
12. Para siswa diberi tugas untuk membuat resume hasil pembelajaran .
1x45 menit
3 menit
35 menit
7 menit
3. PERTEMUAN
A. Pendahuluan
1. Apersepsi tentang hasil diskusi minggu kemarin
2.3 Mengingatkan kembali pada tujuan pembelajaran terutama menyangkut materi yang belum di bahas.
B. Kegiatan Inti
1. Tiga orang siswa yang mewakili masing-masing kelompokya menyajikan hasil kerja kelompoknya
2. Para siswa diminta memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain baik berupa sanggahan maupun pertanyaan secara bergiliran.
3. Anggota kelompok yang mendapat sanggahan atau pertanyaan memberikan tanggapannya.
4. Guru membantu siswa menyimpulkan tentang latar belakan dan perkembangan nasionalisme Indonesia.
C. Kegiatan Akhir
Beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar materi yang telah dibahas.
1x45 menit
5 menit
30 menit
10 menit
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat Pelajaran : Note Book dan LCD
Internet
Lembar Kerja Siswa
Sumber : Mohamad Iskandar, dkk, Sejarah: Indonesia dalam Perkembangan Zaman, untuk SMA Program IPA, Kelas XI, Ganeca Exact, h.65-86
Buku-buku lainnya yang masih relepan.
Penilaian
a. Penilaian hasil : Tes tertulis dan Tugas kliping
b. Penilaian proses : Lembar Pengamatan Sikap (Terlampir)
c. Soal Tes :
1. Sebutkan 3 faktor penyebab penyebab lahirnya kesadaran kebangsaan dikalangan para pemimpin bangsa.
2. Sebutkan 3 organisasi pergerakan yang memiliki idiologi yang berbeda dengan sifat/ karakter perjuangannya.
3. Sebutkan 3 tahap perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia sampai tahun 1942 dengan kurun waktu dan sifat perjuangannya.
4. Sebutkan faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
5. Bagaimana dampak kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia setelah tahun 1930-an?
Mengetahui Pandeglang, Juli 2006
Kepala Sekolah Guru MP. Sejarah
Drs. H. Supriadi, M.Pd. Tata Subrata, S.Pd.
NIP. 131413120 NIP. 131849755
Lembar Kerja Siswa : Nama Siswa: _______________
(Resume hasil diskusi) Kelas : _______________
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : XI/IPA
Semester : 1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Indikator : 1. Menjelaskan ideologi-ideologi yang berkembang pada masa pergerakan nasional dan pengaruhnya terhadap strategi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia.
2. Mengidentifikasi beberapa peristiwa penting yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
Sumber : Mohamad Iskandar, dkk, Sejarah: Indonesia dalam Perkembangan Zaman, untuk SMA Program IPA, Kelas XI, Ganeca Exact, h.65-86.
Setelah mengikuti pembahasan dari setiap masalah yang telah didiskusikan bersama, tulislah kesimpulan jawaban dari soal-soal berikut:
1. Tuliskan pengaruh politik Etis di bidang pendidikan dan pengaruh paham-paham baru terhadap kelahiran Pergerakan nasional Indonesia
2. Tuliskan ideologi-ideologi yang berkembang dan dianut oleh organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia sampai tahun 1920-an, dari mana idiologi-idiologi itu berasal.
3. Bagaimana perkembangannya organisasi marxis ISDV sampai menjadi PKI? Mengapa memilih Sarekat Islam untuk mengembangkan idiologinya.
4. Tuliskan 3 periodisasi perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia pada masa pemerintah kolonial Belanda dengan sifat/karakter perjuangan dan organisasi-organisasinya dari setiap kurun waktu tersebut.
5. Tuliskan peristiwa- peristiwa penting baik di Indonesia maupun di negeri Belanda yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras pemerintah kolonial terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
6. Gerakan Non Koperatif:
a. Apa yang menjadi dasar pemikiran di tempuhnya gerakan ini?
b. Tuliskan organisasi-organisasinya dan bagaimana nasibnya?
7. Gerakan Koperatif:
a. Apa yang melatarbelakanginya?
b. Bandingkan isi Petisi Soetardjo dengan tuntutan GAPI?
c. Bagimana reaksi Belanda terhadap keduanya
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-1
Tanggal 21 September 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang) 2 2
II (7 orang) 1 1
III (6 orang) 1 1
IV (7 orang) 2 2
V (6 orang) 1 2 3
VI (6 orang) 1 1
VII (6 orang) 1 1
Jumlah 3 2 6 11 25 75
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas (44)
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
6. Usil
7. Jalan-jalan
8. Ngobrol
9. Ngantuk
10. Melamun
11. Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-2
Tanggal 28 September 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang) 2 2
II (7 orang) 1 1
III (6 orang) 1 1
IV (7 orang) 2 2
V (6 orang) 1 1
VI (6 orang) 1 1 2
VII (6 orang) 1 1
Jumlah 1 3 4 1 1 10 23 77
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
Usil
Jalan-jalan
Ngobrol
Ngantuk
Melamun
Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-3
Tanggal 5 Oktober 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang) 1
II (7 orang) 1 1
III (6 orang) 1 1
IV (7 orang) 1 2
V (6 orang) 1 1 1
VI (6 orang) 1 2
VII (6 orang) 1 1
Jumlah 3 1 2 2 8 18 82
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
Usil
Jalan-jalan
Ngobrol
Ngantuk
Melamun
Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
B. Tampilan Data Hasil Observasi Antusias Belajar Peserta Didik dan Pembahasan pada Siklus Kedua.
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-1
Tanggal 3 Nopember 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang)
II (7 orang) 2 2
III (6 orang)
IV (7 orang) 1 1
V (6 orang) 1 1
VI (6 orang) 1 1
VII (6 orang) 1 1
Jumlah 2 3 1 6 14 86
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
Usil
Jalan-jalan
Ngobrol
Ngantuk
Melamun
Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-2
Tanggal 10 Nopember 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang) 1
II (7 orang) 1 1 2
III (6 orang) 1 1
IV (7 orang) 1 1
V (6 orang) 1 1 2
VI (6 orang) 1 1
VII (6 orang) 1 1
Jumlah 3 3 1 8 18 82
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
Usil
Jalan-jalan
Ngobrol
Ngantuk
Melamun
Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tabel 1
HASIL OBSERVASI SIKAP ANTUSIAS PESERTA DIDIK
Tatap Muka Ke-3
Tanggal 17 Nopember 2007
Petunjuk : Isilah kolom kode kegiatan negatif peserta didik dengan menuliskan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan tersebut!
Kegiatan Negatif Peserta Didik Oftas Ontas
1 2 3 4 5 6 Jml % %
I (6 orang)
II (7 orang) 1 1
III (6 orang) 1 1
IV (7 orang)
V (6 orang) 2 2
VI (6 orang) 1 1
VII (6 orang)
Jumlah 1 2 1 5 11 89
Oftas = Jml. peserta didik yg melakukan tindakan negatif x 100 %
Jml. peserta didik di dalam kelas
Ontas = 100 % - Oftas
Kriteria :
80% ke atas = Sangat Tinggi
60 – 79% = Tinggi
40 – 59% = Sedang
21 – 39% = Rendah
20% ke bawah = Sangat Rendah
Keterangan Kode:
Usil
Jalan-jalan
Ngobrol
Ngantuk
Melamun
Megerjakan pelajaran lain
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tampilan Data Hasil Observasi Ketrampilan Pendidik dan Pembahasan pada Siklus Pertama.
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa v
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tatap Muka Ke-2
Tanggal 28 September 2007
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa v
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tatap Muka Ke-3
Tanggal 5 Oktober 2007
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa v
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
C. Tampilan Data Hasil Observasi Ketrampilan Pendidik dan Pembahasan pada Siklus Kedua
Tatap Muka Ke-1
Tanggal 3 Nopember 2007
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa v
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tatap Muka Ke-2
Tanggal 10 Nopember 2007
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa V
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Tatap Muka Ke-3
Tanggal 17 Nopember 2007
Tabel 2
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : Sejarah Tanggal : 21 September 2007
Kelas/Semester : XI IPA-1 / 1 Pukul : 07.45 – 08.30
Nama Guru : Tata Subrata, S.Pd. Pert. ke : 1
Kompetensi Dasar : Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang
Petunjuk pengisian
Bubuhkanlah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan Anda, berdasarkan skala penilaian yang tertera di bawah lembar pengamatan ini.
No. Aspek yang diamati Penilaian
0 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memberi perhatian kepada siswa v
2. Menarik perhatian siswa v
3. Pelaksanaan Apersepsi v
4. Mengimformasikan Tujuan Pembelajaran v
B. Kegiatan Inti
1. Informasi Awal tentang materi pembelajaran v
2. Pengorganisasian siswa dalamkelompok belajar v
3. Membimbing siswa dalam:
- Melakukan kerjasama dalam kelompok v
- Mengajukan pertanyaan v
- Menjawab/menanggapi pertanyaan v
- Menyampaikan pendapat/ide v
- Membahas permasalahan v
- Menyimpulkan hasil kajian v
4. Pemberian penghargaan v
C. Penutup
Memberikan penguatan
v
II Suasana Kelas
1. Sikap antusias Siswa v
2. Sikap antusias Guru v
3. Kesesuaian waktu dengan materi pembelajaran v
4. Kesesuaian KBM dengan RPP v
Keterangan Skala Penilaian: Kriteria Penilaian
0 = Tidak melakukan
1 = Kurang baik Jumlah Nilai yang diperoleh x 100%
2 = Cukup Nilai Maksimal (72)
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Observer I Observer II
Dade Supriatna, S.Pd. Dra. Yati Suryati
Belum ada tanggapan untuk "PTK sejarah"
Posting Komentar