diambil dari : http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=9035509
This research aim to know study effekctivity of style of swimming between assisted by friend and with using float. This research used experimental method. Research sampel was getting with proporsional ramdom sampling. It`s population are 48 second semester students (2006/2007) that not yet carred to swim, Data colelection technique with testing breast-stroke swim as long as wide twice from International Swimming pool, Technique of data analysis is percentage and t-test.
Result from this reseach that study of breast-stroke swimming assisted by friend is more effective (95,8 %) than use applience assisted float (83,3 %)
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran renang gaya dada antara yang dibantu teman dengan yang menggunakan pelampung.
Metode yang dipergunakan adalah eksperimen. Untuk mendapatkan sampel penelitian ini menggunakan proporsional random sampling. Populasinya adalah mahasiswa semester II angkatan tahun 2006/2007, sedangkan jumlah sampelnya sebanyak 48 mahasiswa yang belum dapat berenang. Teknik pengumpulam data dengan tes renang gaya dada sepanjang dua kali lebar kolam renang internasional. Teknik analisis data dengan t-tes dan prosentase.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran renang gaya dada dengan bantuan teman lebih efektif dibandingkan pembelajaran renang gaya dada menggunakan alat bantu pelampung. Dimana diperlihatkan dari keberhasilan dalam melakukan renangan gaya dada dua kali lebar kolam, yang dibantu teman tingkat keberhasilannya mencapai 95,8 &, sedangkan yang menggunakan pelampung mencapa 83,3%.
Key word : Breast–stroke style of swimming, assisted by friend snd with using flost.
PENDAHULUAN
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS masukannya (inputnya) berasal dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang terdiri dari banyak jurusan, ada yang berasal dari SMU dan juga dari SMK. Selain itu asal lokasi sekolah ada yang berasal dari perkotaan dan ada yang dari pedesaan. Dengan berlatar belakang yang berbeda tersebut, akan mempengaruhi sekolah-sekolah tersebut dalam memilih berbagai kegiatannya, khususnya dalam olahraga yaitu dalam cabang yang berkaitan dengan sarana dan prasarana disekitar sekolah yang terjangkau, misalnya cabang renang.
Cabang olahraga renang didalam kurikulum SMTA diberikan sebagai salah satu yang diajarkan, dengan catatan sebagai cabang yang dipilih apabila tersedia sarana dan prasarana renang yang terjangkau oleh sekolah tersebut. Oleh karena itu tidak semua sekolah dapat melakukan pilihan olahraga renang, dengan demikian tidak semua murid dapat pelajaran berenang.
Oleh karena mahasiswa olahraga tidak memandang asal sekolah yang memilih renang sebagai pilihannya, maka inputnya bervariasi mulai dari yang belum pernah melihat kolam renang sampai pada yang sudah mahir melakukan renangan.
Berbagai cara dapat dilakukan didalam pemberian materi pembelajaran renang, Namun pada umumnya pembelajaran tersebut menggunakan metode bagian demi bagian yang selanjutnya pada keseluruhan gerakan. Didalam pembelajaran renang mulai dari awal dapat diberikan dengan bantuan alat. Berbagai alat dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut, yang terpenting bahwa alat bantu tersebut tidak menjadikan hambatan pada perenang pemula tersebut, namun justru akan memberikan bantuan yang memudahkan perenang tersebut dalam belajar berenang. Alat tersebut antara lain pelampung dan teman sendiri.
Mengingat jumlah pertemuan yang tidak banyak sehingga diperlukan satu metode yang efektif agar dapat mencapai target maksimal yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian metode mengajar yang efektif.
Dalam cabang renang terdapat beberapa gaya renangan yang digunakan, diantaranya adalah gaya dada. Ditinjau dari gerakannya renang gaya dada mempunyai banyak keunggulan dari gaya renang yang lain, diantaranya dari gerakan yang alami sehingga dengan mudah orang mempelajarinya, bernapasnya tidak sulit sehingga tidak merepotkan untuk renang yang jauh, tidak perlu banyak tenaga yang diperlukan untuk melaju renangan. Dapat dipergunakan sebagai pengobatan sesak napas karena dengan gerakan renang yang tidak berat dan pengambilan napas yang rutin serta mudah akan melatih paru-paru untuk melakukan aktivitas dengan rutin sehinga akan memperkuat otot paru-paru.
Renang gaya dada merupakan sebuah renangan yang gerakannya menyerupai gerakan seekor katak yang sedang berenang, sehingga gaya dada ini juga disebut dengan gaya katak. Soemanto Y dan CH Soeradi (1996;63) menyatakan bahwa : “Gaya dada atau disebut gaya katak adalah gaya renang yang gerakan lengan dan gerakan kakinya mirip dengan katak yang sedang berenang”. M.Murni (2000;9) juga mengemukakan hal yang senada tentang gaya dada yaitu : “gaya dada (breast stroke) sering disebut juga gaya katak , karena gerakan kaki dan tangannya hampir mirip dengan seekor katak yang sedang berenang”. Selain itu banyak mitos yang berkembang bahwa keberadaan renang dengan gaya dada ini didapatkan saat melihat seekor katak yang sedang berenang dan mencoba mengikuti gerakannya.
. Dinyatakan oleh Nicolas Wynman pada tahun 1538 yang dikutip M Murni (2000;9), bedanya antara perenang dengan seekor katak bahwa sikap meluncur perenang dilakukan dengan dua kaki dan kedua lengan lurus, sedangkan pada katak sikap seperti itu tidak dijumpai.
Gaya dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap dan didefinisikan lebih rinci daripada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan, namun gaya dada adalah gaya yang mudah dan nyaman untuk dilakukan (David G Thomas, 2006:141).
Menurut Robert N. Singer (1980:40) Untuk memudahkan penguasaan ketrampilan suatu cabang olahraga maka perlu diperhatikan tiga (3) faktor utama, yaitu : (a) faktor proses belajar atau berlatih, (b) faktor orang yang belajar atau berlatih, dan (c) faktor situasi.
Latihan Pendahuluan Bagi Perenang Pemula.
Latihan-latihan pendahuluan (pengenalan air) perlu diberikan pada perenang pemula, hal ini sangatlah berguna agar perenang tersebut tidak mendapatkan trauma dengan perlakuan awal yang menjadikan perenang merasa takut. Selain itu juga untuk mengadakan persiapan dalam mempelajari gaya-gaya dalam renang yang sesungguhnya.
Marta Dinata (2005:5) menyatakan, cara praktis untuk mengenal air, bisa dilakukan dengan melatih cara mengambil udara dipermukaan air, melalui mulut dan kemudian masuk permukaan air dengan segera menutup mulut. Selanjutnya dibawah permukaan air secara perlahan-lahan dihembuskan melalui hidung. Bagi anak-anak yang sangat takut melihat air, hal ini sangat bermanfaat terutama bisa menunjang seseorang lebih cepat bisa berenang.
Latihan Keterampilan Renang Gaya Dada (Breast Stroke Style).
Setelah latihan pendahuluan dilakukan untuk memberikan rasa percaya diri pada perenang pemula, maka dapatlah dilanjutkan pada latihan penguasaan gaya sesuai yang diinginkan. Pada umumnya latihan untuk penguasaan gaya dalam renang dilakukan dengan cara membagi-bagi gerakan keseluruhan atau yang disebut dengan metode bagian. Alasannya adalah bahwa didalam penguasaan gaya dalam renang perlu penguasaan ketrampilan dari masing-masing bagian renangan tersebut. Jadi masing-masing bagian mempunyai cara dan teknik tersendiri sehingga tidak dapat langsung diberikan dengan metode keseluruhan. Pembagian yang banyak dilakukan adalah dimulai dari gerakan meluncur terlebih dahulu, dengan maksud akan memberikan kebanggaan (kebesaran hati) pada perenang pemula karena dapat melakukan gerakan yang dapat memindahkan badan dari satu tempat ketempat lainnya. Selanjutnya gerakan kaki, gerakan lengan, pernapasan (cara bernapas saat berenang) dan terakhir penggabungan dari bagian-bagian yang sebelumnya dipelajari atau yang sering disebut dengan latihan keseluruhan
Latihan Meluncur.
Berdiri dalam kolam yang dalamnya kurang lebih 70 cm, pantat rapat pada dinding kolam, dua tangan lurus disamping telinga, telapak tangan menghadap dasar kolam, jari-jari rapat dengan kedua ibu jari saling menyilang.
Salah satu kaki ditekuk dan bertumpu pada dinding kolam. Kemudian badan dibungkukkan sehingga dada, muka dan tangan berada pada permukaan air dengan mengangkat pantat keatas dua kaki ditekuk pada dinding kolam dan meluncur kedepan pandangan tetap pada dasar kolam. Perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini perenang tidak menjatuhkan badannya didalam air, sebab kekuatan dari tolakan akan berkurang karena tahanan dari muka menjadi lebih besar. Maka harus diusahakan agar sikap badan dalam keadaan horisontal.
Dengan mengadakan tolakan pada dinding kolam maka meluncurlah perenang tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan supaya setelah menolak jangan segera mulai dengan gerakan kaki.
Latihan kaki.
Usahakan dalam latihan ini badan dalam posisi streamline (posisi yang horisontal) dengan permukaan air.
Gerakan kaki pada gaya dada terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1). Gerakan rekaveri atau gerakan kontra.
2). Gerakan tendangan kaki.
Pada rekaveri gerakannya adalah sebagai berikut :
Dari sikap meluncur kedua kaki dalam keadaan lurus, dimulailah gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditekuk ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan pelan untuk mengurangi tahanan.Telapak kaki selama tarikan tetap menghadap keatas. Lebar antara kedua lutut tidak lebih dari jarak antara kedua bahu.tumit sedekat mungkin dengan pantat. Akhir dari rekaveri lutut terletak ditengah-tengah antara tumit dan pantat. Jadi antara tumit, lutut dan pantat membentuk huruf ”V”. Apabila lutut terlalu ditarik kedepan, sehingga lutut berada dibawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air, sebaliknya apabila lutut terlalu kebelakang, maka kaki akan kelihatan keluar dari permukaan air. Pada akhir dari rekaveri ini, telapak kaki dari keadaan lurus ke keadaan tertekuk ( dari planter flexi ke dorso flexi ).
Gerakan tendangan kaki dimulai setelah berakhirnya gerakan rekaveri kedua kaki. Tendangan kaki dari gaya dada ini merupakan tendangan mencambuk (whip-kick). Kedua kaki ditendangkan kearah luar dan dirapatkan kembali. Gerakan ini melingkar setengah lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan gerakan pelan kearah cepat, dan pada waktu kaki memutar mencambuk. Gerakan ini adalah yang paling keras, untuk kemudian kaki menjadi rapat dan lurus. Akhir dari gerakan tendangan kaki (gerakan mencambuk) telapak kaki dari keadaan tertekuk menjadi lurus kembali ( dari dorso flexi ke planter flexi ).
Telapak kaki perenang gaya dada haruslah lemas pada pergelangan kaki (articulatio falo-cruralis), sehingga dapat bergerak dengan mudah dari telapak kaki yang kurus ke tertekuk dan sebaliknya. Dalam pelaksanaan tendangan kaki mencambuk, telapak kaki merupakan pendorong yang utama.
Latihan Gerakan Lengan
Gerakan lengan pada renang gaya dada terdiri atas 2 bagian :
a). Gerakan mendayung, yaitu gerakan yang menghasilkan dorongan maju.
b). Gerakan rekaveri yaitu merupakan gerakan kontra atau gerakan yang menghasilkan tahanan bagi perenang.
a). Gerakan mendayung
Dari keadaan meluncur, tangan lurus kedepan. Lengan ditarik kearah samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 cm sampai 20 cm dibawah permukaan air. Tangan harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap keluar. Dari posisi lengan yang hampir lurus ini, dimulailah dayungan lengan. Kedua lengan berpisah, tangan diarahkan kebawah dengan menekuk pergelangan tangan dan merupakan bilah yang mendayung kearah luar, siku menjadi semakin tinggi karena ditekuk dan dengan demikian tangan serta lengan bagian bawah mendorong lebih banyak air dengan garis lengkung. Setelah itu lengan bagian bawah diarahkan kebelakang dengan garis lengkung kedalam. Telapak tangan yang tadi dimiringkan keluar sekarang dimiringkan kedalam. Lengan bagian atas digerakkan ke bawah, bahu menjadi naik dipermukaan air, kepala terangkat secukupnya untuk mengambil napas. Gerakan mendayung ini dilaksanakan dari pelan kearah cepat, sampai kedua lengan bawah dapat menjadi satu dibawah dada.
b). Gerakan rekaveri
Sehabis lengan melakukan gerakan mendayung sampai kedua tangan dibawah dada, maka dimulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan kemuka dengan pelan, untuk menghindari tahanan depan yang besar. Akhir dari gerakan tangan kedepan ini, ibu jari menghadap kebawah (telapak tangan menghadap keluar).
Gerakan lengan gaya dada selalu dilakukan secara serentak dan simetris antara lengan kanan dan lengan kiri.
Pernapasan
Pernapasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat (memutar) kepala ke arah depan, pandangan melihat kearah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air. Naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin, secukupnya untuk dapat bernapas, selain itu untuk menjaga tetap dalam posisi streamline. Demikian juga pada waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih diatas permukaan air. Pengambilan napas dilakukan pada waktu kepala naik keatas permukaan air, mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara langsung. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air, hembusan udara dilakukan melalui mulut secara cepat (eksplosif).
Koordinasi
Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan bersama-sama, juga tidak dilakukan secara bergantian. Gerakan ini dilakukan secara bersautan antara gerakan lengan dan gerakan kaki. Koordinasi atau persesuaian gerakan lengan dan gerakan kaki adalah sebagai berikut :
Dari sikap meluncur dimana lengan dan kaki dalam keadaan lurus, dimulailah dayungan lengan, sampai kira-kira pada pertengahan dayungan barulah rekaveri kaki dimulai. Pada saat kaki melakukan tendangan, maka lengan melaksanakan rekaveri. Lengan dan kaki berada pada keadaan lurus kembali, untuk melakukan luncuran.
Penyesuaian gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada berlaku ketentuan sebagai berikut :
1). Pull Starts, just before legs recovery (dayungan lengan sesaat sebelum rekaveri kaki dimulai)
2). Legs kick start, arms start recovery (tendangan kaki dimulai, demikian juga rekaveri lengan dimulai)
Urut- urutan gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada.
1). Posisi badan dalam sikap meluncur, dimana lengan dan kaki dalam keadaan lurus. Sebagian kepala masih memecah permukaan air.
2). Lengan mulai mengadakan dayungan dengan telapak tangan menghadap keluar, pergelangan tangan tertekuk, kaki masih dalam keadaan lurus.
3). Dayungan masih dilaksanakan dengan kedua lengan kearah samping, telapak tangan menghadap samping belakang . Kaki masih belum mengadakan rekaveri.
4). Dayunan mendekati pertengahan dayunganpun mendekati maksimal. Kaki masih dalam keadaan lurus
5). Dayungan lengan dilaksanakan dengan arah kebelakang, telapak tangan menghadap samping belakang. Kecepatan dayungan pada tahap maksimal. Kaki belum juga mengadakan rekaveri. Kepala mulai keluar dari permukaan air, pengeluaran napas mulai dilakukan.
6). Dayungan lengan pada saat-saat akhir. Kedua lengan mendekati tubuh. Telapak tangan mengarah kedalam. Kaki masih dalam keadaan lurus. Kepala hampir keluar dari permukaan dan pengeluaran napas menjadi maksimal.
7). Dayungan lengan hampir selesai. Kaki mulai mengadakan rekaveri. Mulut telah keluar dari permukaan air untuk mengambil napas.
8). Dayungan lengan telah selesai, dengan merapatkan lengan atas pada tubuh dan lengan bawah dibawah dagu. Kaki dalam pertengahan rekaveri.
9). Lengan mulai mengadakan rekaveri dengan meluruskan kedua lengan ke depan kaki mencapai saat akhir dari rekaveri, dimana lutut berada ditengah-tengah antara tumit dan pantat. Kepala mulai turun dengan pandangan mata kearah bawah.
10). Rekaveri lengan secara pelan telah mencapai setengah kaki pada akhir rekaveri dimana telapak kaki dari keadaan lurus berubah menjadi tertekuk, persiapan untuk tendangan kaki.
11). Lengan hampir selesai melakukan rekaveri. Kaki telah mulai melakukan pukulan mencambuk kearah samping. Kepala telah mengahadap kebawah.
12). Rekaveri lengan telah selesai, dengan telapak tangan menghadap keluar dan ibu jari terletak di bawah. Kaki dalam tendangan mencambuk, dimana kecepatan gerakan mencapai maksimal. Telapak kaki dari tertekuk ke arah lurus dan ini yang merupakan pendorong kaki yang utama.
Didalam latihan menguasai gaya renangan banyak pelatih/guru menggunakan berbagai variasi latihan, berbagai variasi tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada. Ada yang dibantu pelatih/guru, sehingga pemula tidak pernah lepas dengan pelatih/guru tersebut, untuk tingkat mahasiswa tidak lagi dengan dosen akan tetapi dapat memanfaatkan teman sendiri sebagai faktor pembantunya. Ada pula yang menggunakan bantuan alat, sedangkan alat yang dapat digunakan banyak ragamnya, antara lain : pelampung dari plastik atau dari spoon, tali, ban dalam mobil dan lain-lain.
Latihan Ketrampilan Renang Gaya Dada Dengan Dibantu Teman.
Dalam melakukan latihan bagian demi bagiannya, tiap mahasiswa berpasangan, pasangan selalu sama tiap kali pertemuan. Pembelajaran bagian demi bagian urutannya seperti penguasaan renang gaya dada, yaitu dimulai dari meluncur, gerakan kaki, gerakan tangan dan napas dan terakhir koordinasi dari semua gerakan
Pada saat latihan meluncur, awalnya orang nomor genap menjadi target dari luncuran berada ditengah kolam, karena perenang tidak boleh melakukan gerakan lain selain meluncur, sehingga targetnya tidak dapat jauh. Hal ini berkaitan dengan tujuan meluncur yaitu penguasaan posisi tubuh saat melakukan luncuran dan membiasakan melakukan posisi luncuran yang benar. Posisi yang benar dalam luncuran yaitu mulai dari ujung jari sampai pada ujung kaki dalam posisi lurus dan dalam keadaan streamline, sehingga diharapkan tahanan depan sekecil mungkin.
Pada saat latihan kaki, perenang nomor genap memegang ujung dari tangan perenang ganjil dan berjalan mundur sesuai dengan gerakan/dorongan gerakan kaki perenang nomor ganjil sampai diujung seberang kolam. Yang memegang ujung jari perenang yang berenang juga mengangkat tangan perenang apabila dia meluncur ke dalam kolam, selanjutnya berganti posisi untuk arah sebaliknya.
Pada saat latihan tangan/dayungan, orang nomor genap memegang kaki perenang nomor ganjil dengan cara perenang nomor ganjil menggapitkan kakinya pada orang nomor genap dalam posisi telungkup. Orang nomor genap memegang perut nomor ganjil dengan kedua tangannya, sehingga dapat memberikan posisi streamline pada perenang nomor ganjil. Selanjutnya perenang nomor ganjil melakukan dayungan lengan tanpa ada hambatan dan rasa takut tenggelam, karena dipegangi oleh orang nomor genap. Setelah selesai sampai ujung, berganti posisi sebaliknya.
Saat latihan pengambilan napas. Ini dilakukan berlanjutan saat melakukan latihan lengan mendayung, dimana saat dayungan posisi kepala segera ditarik keatas untuk mengambil napas dan akhir dayungan kepala sudah siap untuk masuk kedalam permukaan air untuk mengeluarkan napas, begitu seterusnya.
Saat koordinasi, orang nomor genap hanya mengoreksi dari gerakan nomor ganjil dan memberitahu gerakan yang kurang benar, sehingga pasangannya dapat mengerti kekurangan yang dilakukan, selanjutnya sebaliknya untuk kebalikannya.
Latihan Ketrampilan Renang Gaya Dada Menggunakan Pelampung.
Pada latihan ini sama seperti pada latihan keterampilan renang gaya dada menggunakan bantuan teman, yaitu dengan metode bagian demi bagian, hanya saja teman yang digunakan sebagai pasangan dalam latihan/belajar renang digantikan dengan pelampung, sehingga frekwensi latihan yang dilakukan dapat lebih banyak karena masing-masing mahasiswa dapat melakukan renangan sebanyak mungkin tanpa harus membimbing temannya yang juga dapat menghabiskan tenaga dan waktu.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diberi masing-masing 1 buah pelampung, sehingga tidak merepotkan dan menganggu dalam pelaksanaan beljar renang tersebut.
Pada saat meluncur, pelampung dipegang pada samping kiri dan kanan oleh tangan dalam keadaan siku lurus dengan kontrol lengan atas menempel pada daun telinga dan pandangan kedalam kolam. Seperti disampaikan oleh David Haller “Jangan lupa untuk memegang papan peluncur itu terjulur didepanmu dengan ibu jari diatas papan dan dagumu tepat diatas permukaan air. Buka mata lebar-lebar dan jangan gerakkan kepalamu.
Berdiri ditepi kolam , angkat salah satu kaki dan dorongkan pada dinding samping kolam dan mulailah meluncur sejauh mungkin dengan merapatkan kaki lurus dalam keadaan streeamline.
Setelah meluncur dapat dilanjutkan dengan latihan/belajar gerakan kaki, yaitu seperti gerakan kaki seekor katak, dilakukan setelah selesai luncuran. Dengan menarik lutut kedalam hingga membentuk huruf “V”, lalu didorongkan kaki dan ditambah lecutan hingga menutup keras, rapat dan posisi streamline.
Untuk latihan/belajar gerakan lengan, pelampung diletakkan pada kaki, yaitu pelampung diapit kaki dengan pergelangan kaki menyilang, sehingga pelampung tidak lepas saat melakukan latihan lengan, sedangkan kaki terangkat sampai pada permukaan air. Barulah setelah itu dimulai dari lengan meluncur, mendayung dan berakhir dengan recaveri sebelum posisi meluncur kembali. Perlu diperhatikan bahwa luncuran lengan berhenti pada saat lengan lurus kedepan, bukan berada pada bawah badan.
Bersamaan dengan latihan lengan, dapat juga dilakukan latihan pernapasan, yaitu saat lengan mulai mendayung kepala mulai melakukan luncuran menuju keatas permukaan air sampai keluar dan mengambil napas sampai lengan berada dibawah dada, selanjutnya lengan melakukan luncuran kedepan bersamaan itu pula kepala mulai masuk dan mulut mengeluarkan udara, begitu seterusnya.
Akhir dari latihan ini yaitu melakukan renangan secara keseluruhan tanpa menggunakan alat yaitu dengan mengkoordinasikan dari bagian-bagian tadi sehingga menjadi sebuah renangan yang benar. Diawali dari tepi kolam melakukan luncuran sampai hampir habis luncuran lengan mulai melakukan dayungan, pada saat setengah perjalanan dayungan lengan, kaki mulai melakukan gerakan dengan menarik lutut, bergerak bersamaan hingga pada saat lengan melakukan luncuran kaki melakukan lecutan hingga menutup rapat lurus kebelakang.
Bagi para perenang pemula, bantuan pelampung akan dapat memberikan suatu perlindungan yang lebih nyaman, karena dengan berpegangan pada pelampung, perenang tidak akan tenggelam dan merasa aman. Akan tetapi dengan pelampung ini perenang pemula akan banyak mengalami hambatan karena diperlukan suatu teknik yang khusus dalam menguasai pelampung saat digunakan sebagai bantuan penguasaan bagian renangan. Kekhususan tersebut adalah pada saat perenang harus memposisikan stabil dari badannya, terutama pada saat latihan gerakan lengan, banyak sekali perenang pemula mengguling kekanan dan kekiri, sehingga menyulitkan dalam melakukan gerakan.
Keuntungan dari mengajar renang gaya dada dengan bantuan teman antara lain :
1. Perenang akan lebih berani, karena dipegang oleh temannya sendiri.
2. Gerakannya dapat dikontrol langsung oleh teman pada saat itu juga.sehingga kontrol selalu diberikan dan secepatnya ada perbaikan.
3. Perenang tidak terlalu susah melakukan posisi streamline, karena dipegang oleh pasangannya.
4. Tidak perlu menyediakan alat.
Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan bantuan teman antara lain :
1. Perenang menggantungkan pegangan dan bantuan dari pasangannya, sehingga kurang percaya diri.
2. Akan timbul rasa takut untuk tenggelam atau minum air.
3. Lambat dalam menguasai bagian-bagian renang.
4. Frekwensi latihan kurang banyak karena harus bergantian dengan pasangannya.
5. Kesulitan dalam melakukan koordinasi dari bagian ke keseluruhan.
Sedangkan Keuntungan mengajar renang gaya dada dengan menggunakan alat pelampung antara lain :
1. Frekwensi latihan lebih banyak karena tiap perenang satu pelampung.
2. Perenang lebih senang, karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapatkan dengan gerakan yang berpindah tempat.
3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamline.
4. Akan cepat menguasai bagian-bagian dari renang.
Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan alat pelampung antara lain :
1. Perenang akan merasa kurang berani, karena harus melakukan sendiri dalam tahap permulaan.
2. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung .
3. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung,
4. Harus menyediakan alat bantu pelampung.
5. Harus mengurusi alat yang dipergunakan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sesungguhnya. Adapun subyek penelitiaanya mahasiswa JPOK FKIP UNS semester II tahun 2006 sebanyak 48 mahasiswa yang belum bisa berenang. Pembagian dua kelompok dilakukan dengan undian, sehingga berangkat dari kondisi yang sama. Variabelnya adalah : (1) dependent berupa prestasi renang gaya dada dua kali melebar kolam renang, (2) independent berupa pembelajaran renang gaya dada (katak) dengan dibantu teman dan pembelajaran renang gaya dada (katak) dengan alat bantu pelampung.
Pengambilan data dilakukan dengan tes renang gaya dada dua kali lebar kolam renang standart.. Teknis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengelompokkan data keberhasilan dari masing-masing kelompok yaitu kelompok yang dibantu teman dan kelompok yang menggunakan alat bantu pelampung.
2. Membuat persentase keberhasilan antara dua kelompok tersebut.
3. Menentukan yang paling baik (efektif) dari kedua kelompok tersebut.
HASIL PENELITIAN
Dari proses pengambilan data yang dilakukan dengan tes melintang dua kali (bolak-balik), dimana setiap subyek melakukan renangan gaya dada secara penuh dan benar, maka didapatlah data sebagai berikut :
KELOMPOK
N
LULUS TES
TIDAK LULUS
JUMLAH
A
24
23
1
23
B
24
20
4
20
Keterangan :
A = Kelompok yang dibantu teman.
B = Kelompok yang menggunakan alat bantu pelampung..
Setelah itu data kelulusan diolah dengan t tes untuk melihat adanya perbedaan antar variabel dan dihitung masing-masing kelompok persentase keberhasilannya. Maka
hasil yang didapat adalah :
KELOMPOK
persentase
t hasil
t table
A
95.8 %
1.365600559
2.064
B
83.3 %
Dari hasil olahan didapatkan hasil t sebesar 1.365600559 sedangkan t dalam tabel dengan taraf signifikansi 5 % untuk subyek sebesar 24 adalah 2.064. Ternyata t hasil lebih kecil dibandingkan dengan t dalam tabel, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok tersebut.
Akan tetapi perbedaan dapat dilihat dari persentase keberhasilan subyek dalam mencapai target yang sudah ditentukan, dimana kelompok A terdapat peningkatan 95.8 % sedangkan kelompok B terdapat peningkatan 83.3 %. Dengan demikian kelompok A merupakan kelompok yang lebih baik dan lebih efektif didalam mencapai keberhasilan dalam mengajar renang gaya bebas. Kelompok A adalah kelompok yang dibantu teman.
Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan dari data-data yang diperoleh dan hasil analisisnya maka terlihatlah bahwa pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan bantuan teman mendapatkan keberhasilan yang lebih baik dibandingkan pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan alat bantu pelampung, hal ini disebabkan para mahasiswa yang belum bisa berenang akan lebih tenang perasaannya dan lebih pasti karena dipegangi oleh temannya sehingga tidak takut tenggelam dan juga lebih sering dan langsung mendapat kontrol gerakan yang dilakukan. Hal ini mendukung lebih cepatnya menguasai gaya yang benar.
Pada umumnya perenang pemula dari mulai yang tidak bisa kendalanya ada pada memposisikan badan dalam posisi yang streamline, dengan dipegangi oleh temannya, posisi streamline akan mudah didapatkan, akan tetapi pembelajaran yang menggunakan alat bantu pelampung khususnya dalam belajar gerakan lengan, perenang akan mendapat kesulitan dalam memposisikan streamline dan perlu keahlian khusus juga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka dapatlah disimpulkan bahwa
pembelajaran renang gaya dada dengan bantuan teman lebih efektif dibandingkan pembelajaran renang gaya dada menggunakan alat bantu pelampung
Agar supaya perenang pemula dapat cepat berhasil menguasai ketrampilan renang gaya bebas, dianjurkan untuk mencari pasangan yang sesuai sehingga dapat saling memberitahu dan mudah berkomunikasi sehingga koreksi dan instruksi secara spontan dalam perbaikan gerakan dapat dilaksanakan dengan cepat dan benar. Selain itu dengan pasangan yang cocok perenang akan dengan tenang dan pasti dalam melakukan latihan/pembelajaran renang gaya dada karena tidak takut tenggelam dan mudah melakukan posisi streamline, dimana temannya sudah mengerti yang dimaksudkannya.
Belum ada tanggapan untuk "PERBANDINGAN TINGKAT EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN RENANG GAYA DADA ANTARA YANG DIBANTU TEMAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN PELAMPUNG."
Posting Komentar